Pages

Senin, 03 Februari 2014

Kekurangan Yang Melebihkan


Selamat Datang sobat muda Indonesia yang cantik-cantik dang ganteng-ganteng… Perkenalan dulu yuk, kami adalah 4 cewek-cewek asli Indonesia yang sedang melakukan studi atau tugas sosiologi untuk mewwancarai salah satu komunitas yang berada di kota Malang.   Kita simak bersama yuk……
            Tanggal 19 januari 2014, kelompok kami pergi ke Car Free day untuk melakukan wawancara kepada salah satu komunitas yang ada di tempat tersebut. Pukul 06.30 kelompok kami yang beranggotakan Claudia, Cindy, Arin, dan Cella  sepakat untuk berkumpul di depan museum Brawijaya. Setelah kami semua berkumpul, awalnya kami bingung ingin mewawancarai komunitas apa karena disana banyak sekali komunitas-komunitas yang unik dan seru.  30 menit telah berlalu dan kami masih mencari-cari komunitas yang kami anggap cukup unik dan seru. Akhirnya singkat cerita kami menemukan komunitas yang kami anggap unik. Komunitas tersebut adalah komunitas malang Break in.
Awalnya komunitas ini di bentuk oleh seorang dancer b-boy bernama Arif Setiabudi. Mas Arif sendiri adalah seorang dancer yang cukup terkenal di kalangan B-boy di Indonesia. Mungkin banyak orang yang memandang Mas Arif ini dengan sebelah mata, karena Ia tidak memiliki bentuk fisik yang sempurna layaknya orang-orang pada umumnya. Namun Ia mampu membuktikan kepada orang-orang bahwa Ia dapat melakukan hal yang dilakukan oleh orang-orang biasa, bahkan orang-orang yang memiliki bentuk fisik yang sempurna pun belum tentu dapat melakukan hal menari atau dance.


            Terbentuknya komunitas ini awalnya tidak sengaja dari acara halal bihalal. Pada tahun 2000, awalnya mereka hanya beberapa orang dancer b-boy yang sekedar berkumpul untuk bertukar pikiran, namun lama-kelamaan komunitas ini memiliki banyak pengikut. Mereka sempat vakum dari dunia dance pada tahun 2007 yang disebabkan oleh kesibukan masing-masing anggota. Usut punya Usut ternyata mas Arif ini pernah mengikuti ajang Indonesia Mencari Bakat yang diselenggarakan oleh salah satu stasiun tv swasta. Sayangnya Ia tidak masuk hingga ke 5 besar.

Namun satu tahun setelah vakum dari kegiatan tersebut, akhirnya mereka dapat berkumpul kembali. Awalnya mereka ada yang latihan sendiri-sendiri, namun  terkadang mereka berkumpul bersama dan latihan bersama di Universitas Brawijaya. Kegiatan yang sering mereka ikuti adalah kegiatan bulanan seperti gathering, battle, dan sharing.  Dalam hal mengisi acara di dalam satu komunitas tersebut, mereka tidak selalu bersama “ngisi acaranya ya tergantung team masing-masing si” kata Mas Arif.


Ternyata manfaatnya terbentuknya komunitas Malang break In ini , mereka dapat merasakan kebersamaan komunitas yang semakin erat, mereka juga mendapatkan wawasan yang baru seputar gerakan-gerakan b-boy. Syarat untuk menjadi anggota Malang Break In ini tidaklah sulit. “Yang penting niat belajar b-boy aja, kita pasti terima kok. Meskipun yang ingin ikut gak bisa nge dance sama sekali” ucap mas Arif saat menjelaskan kepada kelompok kami.  Di dalam komunitas tersebut tidak ada batasan umur untuk dapat menjadi anggota komunitas B-boy. Ternyata komunitas B-boy sendiri sudah tersebar di berbagai penjuru Indonesia seperti di Jogja, Bali, Bandung, dan lain-lain. Setelah selesai mewawancarai komunitas Malang Break In, kami mendapatkan satu pelajaran yang berharga bahwa hal sesulit apapun, jika kita mengerjakannya dengan niat dan sunggug-sungguh ingin  melakukannya. Kita pasti bisa melakukan hal tersebut bahkan melampaui batas orang-orang pada umumnya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bobby Alcander sebagai dokumentasi, terimakasih pula kepada teman-teman yang sudah mendukung kami dalam mengerjakan tugas wawancara ini. Apabila ada ketidaksempurnaan dalam tugas ini, kami mohon maaf.

0 komentar:

Posting Komentar