Hai kawan
sosiologi, kali ini kelompok bintang yang terdiri dari yang utama adalah
veteran kami bernama Yosua oparis simanjutak kelas ELITE, dan pembalap mobil
merah yang bernama Eric tandiono di kelas ELITE. Dan orang berbadan besar yang sukaa
makan kuaci bernama Samuel darmasaputra, dan yang terakhir yang anak yang kecil
suka makan yang tidak bertambah besar yaitu Victor ferinso. Kami berempat pada
hari minggu turut ayah ke kota naik...
eits maaf terbawa suasana hohoho. Hari minggu, pada tanggal 19 januari
2014 kami pergi ke car free day, yang terletak di jalan besar ijen.
Kita berkumpul
di jalan panderman pada jam 06.00 bisa lebih, dan yang terlambat adalah orang
besar yang suka makan kuaci, ia datang setengah 7, mungkin karena makan kuaci
dulu. Setelah itu kami langsung mlanjutkan ke TKP, ternyata di TKP ramai sekali
dan kami berjalan – jalan untuk mencari komunitas, ternyata si besar hilang dan
ditemukan sedang membeli roti goreng dan cakue, sungguh terlalu, kami bertemu
dengan kelompok lain yang diketuai oleh Yehuda june dari Gua hantu. Kami masih
berputar – putar untuk mencari komunitas sosial yang kami bisa tarik informasi
lebih dalam.
Setelah itu
hujan pun mengguyur daerah car free day, untung hujan tidak terlalu deras, kami
mencari tempat berteduh dan kami pun bertemu dengan penjual tempura yang kami
kenal (yang biasa berjualan di depan sekolah) dan kita pun membeli tempura
untuk menghambat rasa lapar karena kita belum sarapan semua. Setalah itu kita
melihat komunitas skateboard dan juga sepatu roda yang unjuk kebolehannya di
car free day.
Kita hanya
melihat dan kagum dengan atraksinya tetapi kita tidak mewawancari komunitas itu
karena kami belum cocok dengan komunitas tersebut itu. Kami tidak mencari
komunitas lagi malah kami semua pergi ke museum brawijaya untuk melihat isi
yang ada dalam museum brawijaya yang katanya bersejarah sekali untuk kota
malang, akhirnya kami pun serius untuk mencari komunitas yang sesungguhnya
untuk diwawancarai, kita mencari komunitas yoga yang tadi pagi kami lihat
dengan atrkasi yoga yang lemah gemulai.
Ternyata
komunitas yoga yang kami ingin temui sudah tiada atau menghilang, entah kemana
kami juga tidak mencarinya. Kami hampir saja menyerah, tetapi ternyata kami
melihat komunitas yang sedang memainkan alat – alat musik dengan sempurna dan
juga dengan bagusnya. Akhirnya kami pun berniat untuk mewawancari komunitas
itu, komunitas itu bernama dwipantara institut, kami bertanya banyak tentang
dwipantara institut ini. Anggota dwipantara ini telah mencapai 70 orang yang
terdiri dari berbagai usia, FANTASTIC ! dan banyak sekali kami menanyakan
bahkan nomor hp orang yang kami wawancara pun kami tanya.
Ternyata komunitas
ini berdiri sejak tahun 2004, misi dari dwipantara institut ini adalah ingin
membuat orang yang status sosialnya menengah kebawah mengerti arti musik yang
sesungguhnya dan juga mengajak semua orang untuk mengetahui musik itu tidak
untuk orang yang bisa musik saja tetapi orang biasa pun pasti akan bisa
memainkan alat musik. Dwipantara sekarang tidak hanya untuk memainkan alat
musik saja tetapi theater dan juga paduan suara juga ada di dwipantara.
Itulah
petualangan kami di car free day yang diselenggarakan di jalan besar ijen,
malang. Sungguh melelahkan. Tetapi kami senang, karena kita jadi mengerti arti
dari sebuah musik yang sesungguhnya itu apa, terima kasih untuk yang membaca
yaa... :D
THANKS TO:
·
Tuhan yang Maha Esa
·
Pemerintah Kota Malang
·
Bapak Kukuh Widyatmok, Pemulung Intelektual
·
Dwipantara institut
·
Pedagang tempura
·
Yosua
·
Eric
·
Samuel
·
Victor
·
Dan semua kru yang bertugas.
0 komentar:
Posting Komentar