Dwi Sand
adalah seorang pengrajin Sangkar Burung yang sukses , semua kesuksesan dan
manis hidup yang saat ini ia rasakan adalah hasil jerih payah yang tidak main –
main. Semua penuh perjalanan pahit dan manis yang selalu ia rasakan
Dwi Sand pada saat menjalani
dunia pendidikan sempat terhenti karena orangtua beliau tidak dapat membayar
tanggungan uang sekolah ,oleh karena itu Dwi Sand berusaha mencari penghasilan
sendiri demi melanjutkan pendidikannya
“Saya ingin sekali pada waktu itu
melanjutkan sekolah ,namun ya bagaimana lagi semua harus ada biaya dan akhirnya
saya mencari uang sendiri untuk sekolah saya “ . dan pada saat itu Dwi Sand
mulai mencoba mencari penghasilan sendiri.
Saat Dwi Sand menjajal berbagai
profesi atau pekerjaan ,tidak semulus yang ia harapkan . Dwi Sand berkata bahwa
semua tantangan ,cobaan serta beban mental dan moral sangat berat. Sungguh
penuh perjuangan yang berat untuk mendapatkan uang
Kondisi keuangan keluarga Dwi
Sand memang sangat Kritis pada waktu itu . Dwi Sand sebagai anak pertama dari
11 (sebelas) bersaudara tentunya harus menjadi contoh yang baik bagi kesepuluh
adik – adiknya .
Melihat kondisi itu Dwi Sand
tidak pernah menyerah untuk menjadi orang yang sukses dan berpendidikan tinggi
,bisa di katakana luar biasa perjuangan seorang Dwi Sand. Dan semua usaha Dwi
Sand merupakan suatu berkah dari Tuhan untuk dirinya
Sejak umur 16 tahun Dwi Sand
sudah berusaha menghidupi diri sendiri melewati pekerjaan yang seadanya . Dan
semua itu Dwi Sand lakukan dengan baik dan penuh semangat tanpa rasa benci dan
letih demi mencari rupiah untuk sekolah
Tetangga Dwi Sand sering
memberikan pekerjaan pada Dwi Sand seperti mencucikan motor , mobil , melaundry
baju – baju tetangga dan menjadi kuli bangunanpun pernah ia jalani. Semua itu
semata hanya untuk mencari uang demi menjalakan atau melanjutkan sekolahnya
Para tetangga Dwi Sand sering
tidak tega saat melihat Dwi Sand berjerih payah mencari uang untuk hidup dan
terlebih untuk melanjutkan sekolahnya . Para tetangganya prihatin melihat
keadaan Dwi Sand dan keluarganya yang tidak dapat menyekolahkan anaknya sendiri
Saat Dwi Sand berumur 17 tahun
akhirnya ia dapat bersekolah lagi di bangku SMP dan berkat perjuangan yang
berat itu Dwi Sand tidak menyia – nyiakan saat SMP dan pada saat ia menerima
hasil kelulusan Dwi Sand mendapatkan nilai yang memuaskan
Memiliki anak seperti seorang Dwi
Sand yang tangguh dan tegar menjalankan kehidupan yang berat demi kehidupan
yang lebih baik ini memang benar – benar luar biasa dan tidak dapat di pandang
sebelah mata ,karena sudah hampir tidak ada seorang anak yang mau mencari atau
menjalani hidup mandiri tanpa orang tua terlebih saat masih menginjak masa
remaja
Kedua orang tua Dwi Sand sangat
bangga berkat perjuangan anaknya yang begitu gigih untuk mencari uang demi
pendidikannya sendiri dan memang sesuatu kebanggaan tersendiri bagi kedua orang
tuannya memiliki anak yang mampu mencukupi kebutuhan bersekolahnya dengan
mandiri
Secara fisik mungkin Dwi Sand memang
masih kecil dan terlihat remaja ,namun nyali dan jiwa yang terdapat dalam Dwi
Sand benar – benar besar dan tangguh dalam menjalani hidup ,memang tak kenal
takut seorang Dwi Sand ini dan memang sudah menjadi jalan hidupnya harus
mencari uang untuk kebutuhan pokok sehari - harinya
Setelah tamat sekolah dalah
jenjang SMP ,Dwi Sand tidak melanjutkan pendidikannya di SMA karena
keterbatasan biaya dan setelah itu ia mencari info untuk bekerja dengan ijazah
SMP ,alhasil pada waktu itu ia mendapat pekerjaan sebagai tukang cat sangkar
burung.
Dimulai dari situlah Dwi Sand
merasa memiliki jiwa seni yang cukup dapat memberikan sebuah ide untuk dirinya
. Setelah itu Dwi Sand memiliki rencana yang hebat dalam pikirannya dan ia
berharap agar impiannya itu dapat menjadi kenyataan ,bukan sekedar impian
belaka
Seni menurut Dwi Sand adalah
sesuatu yang menyenangkan dan terlebih seni music dan seni rupa yang dimana
kedua itu Dwi Sand merasa senang saat mempraktekkan kedua jenis seni itu .
Dengan kesenangan dalam bidang tersebut, Dwi Sand bekerja dengan baik saat
menjalani pekerjaannya sebagai buruh cat Sangkar burung
Sudah beberapa tahun Dwi Sand
mengikut orang lain sebagai buruh cat sangkar burung dan upahnya pun tidak menyukupi
untuk kebutuhan makan sehari – harinya ,maka dari itu Dwi Sand mulai memikirkan
bagaimana caranya untuk mendapat uang yang lebih
Melihat semua itu Dwi Sand
akhirnya mengingat dan mulai untuk mempelajari apa yang telah ia lakukan selama
ini di bidang pekerjaannya tersebut,alhasil Dwi Sand dapat megembangkan
kemampuannya saat ia bekerja ,dan Dwi Sand semakin berambisi untuk bisa
memiliki usaha Sangkar Burung sendiri
Alhasil lima tahun lamanya ia
mengikut orang dan menjadi buruh cat sangkar ,akhirnya Dwi Sand keluar dari
pekerjaannya dan memulai untuk mendirikan usahanya sendiri dirumah kedua orang
tuannya dengan peralatan ,dan modal seadanya
Berawal dari modal sendiri ,Dwi
Sand memberanikan diri untuk mewujudkan impiannya memiliki usaha sangkar burung
sendiri di rumahnya itu ,setelah menjajal semua kemampuannya Dwi Sand pun
akhirnya menghasilkan produk sangkar burung miliknya sendiri.
Beberapa tahun kemudian Dwi Sand
memulai memasarkan produk hasil karya tangannya sendiri ,dan hasilnya sangat
positif . Tanggapan dan respon dari para pelanggan sangkar burung Dwi Sand amat
baik dan semua hasil kerjanya tidak sia – sia
Semua perjuangan memang ada suka
dan duka ,jika kita mau berusaha mewujudkan apa yang kita inginkan dan impi –
impikan menjadi nyata ,maka kita tidak perlu takut akan jatuh bangkitnya dalam
bidang yang kita kerjakan ,karena semua nikmat akan kita rasakan setelah kita
pernah merasakan betapa pahitnya kehidupan saat kita berjuang untuk meraih
kesuksesan .
0 komentar:
Posting Komentar