Pages

Selasa, 19 November 2013

PERJUANGAN MENJADI SEORANG PENGUSAHA



Nama              : Hendra Surya Lokulisa
Lahir                : Malang,15 September 1958
Istri                  : Ida Ratna D (45)
Anak               :   *Antonico Surya P (20)
*Cynthia Surya D (17)
Pendidikan     : SD
                         SMP
                         SMA
Pekerjaan       : Pengusaha alat tulis
Oleh CYNTHIA SURYA DEWI XIIS3/13
           
            Dengan jerih payah, Hendra Surya (55) sekarang berhasil menjadi pengusaha sebuah toko alat tulis di Kota Malang.Hal ini tidak diperoleh dengan mudah dan membutuhkan perjuangan. Berikut ini adalah kisah P.Hendra dalam usahanya membuka sebuah toko alat tulis.

                P.Hendra adalah orang asli dari Kota Malang. Ayahnya adalah seorang warga China asli yang pergi merantau ke Indonesia,sedangkan ibunya seorang wanita Indonesia berketurunan tionghoa. P.Hendra 9 bersaudara dan merupakan anak ke 6. P.Hendra mempunyai 1 saudara perempuan dan 7 saudara laki-laki.
                Hidup mereka saat itu tidaklah mudah. Ibunya sehari-hari hanya berjualan di pasar. Sedangkan ayahnya seorang yang pekerjaannya tidak menentu. Setiap hari, P.Hendra dan saudaranya selalu ikut membantu ibunya atau dengan membantu mengambil air di sumur. Saat itu,setiap hari P.Hendra juga harus berangkat sekolah dengan adik-adiknya yang masih kecil.
                P.Hendra saat kecil juga harus menerima kenyataan bahwa ayahnya meninggal saat dia masih kecil karena suatu penyakit. Hal ini membuat ibunya harus berjuang sendiri dalam memenuhi kebutuhan hidup anak-anaknya.
                Hal ini juga yang membuat salah satu dari keluarga mereka terpisah sementara. Saudara perempuan P.Hendra harus terpaksa ikut ke Pasuruan untuk tinggal dengan keluarga saudara ibunya. Hal ini terjadi karena ibunya yang harus berjuang sendiri dan tidak mampu untuk mencukupi kebutuhan 9 anaknya.
                Tetapi,semangat dan kekompakkan P.Hendra dan saudaranya sangat baik. Di saat remaja,P.Hendra dan kedua kakak tertuanya sudah bekerja. P.Hendra sempat bekerja di Kota Batu di toko sepatu milik salah satu temannya. Saat itu, ia harus bolak balik Kota Malang-Batu.
                Sayangnya,usaha ini tidak berjalan lama. Di tahun ke 5, usaha toko sepatu ini harus ditutup karena usahanya bankrut. Memang saat itu usaha sepatu belum terlalu dilirik oleh masyarakat. Tetapi, P.Hendra tidak berputus asa. Beberapa saat kemudian ia akhirnya bekerja di sebuah pabrik sepatu di area Belimbing di Kota Malang.
                Ia bekerja lumayan lama di sana. Mulai dari bekerja sebagai karyawan,sampai akhirnya menjadi pemimpin produksi. Hal tersebut diperoleh dengan usaha yang cukup keras. Ia harus rela berpisah sementara dengan keluarganya. Saat itu,saudaranya yang lain juga sudah bekerja kepada orang lain.
                Setelah lama bekerja di sana, P.Hendra dipindahkan ke pabrik sepatu kulit di area Tumpang. Saat itu,pabriknya bernama “Modello”. Ia bekerja di bagian pemimpin produksi juga. Ia dipercaya oleh atasannya dalam mengawasi dan mengecek hasil produksi sepatu kulit tersebut.

                Di tahun 1992, P.Hendra menikah. Istrinya berusia 10 tahun lebih muda daripada dirinya. Dan di sela-sela pekerjaannya, P.Hendra menyempatkan waktu luang untuk belajar ilmu tenaga dalam di komunitas Kalimasada saat itu.
                P.Hendra bekerja selama 21 tahun di pabrik tersebut. Dan selama itu, ia sudah mengalami banyak pengalaman berharga. Salah satunya di tahun 2000, P.Hendra mendapat kesempatan untuk pergi ke China bersama pemimpinnya untuk bertemu dengan pengusaha kulit disana.
                Salah satu pengalaman P.Hendra yang tidak bisa dilupakan, adalah saat itu ia bersama bawahannya sedang mengunjungi seseorang di sekitar pabrik tersebut. Lalu tiba – tiba orang itu ternyata kesurupan. Semua orang panic karena tidak tahu cara mengatasinya. Akhirnya, P.Hendra memberanikan diri untuk menyembuhkan orang tersebut berbekal dari pengalamannya saat di Kalimasada.
                Saat muda dulu, P.Hendra juga senang travelling. Ia dan teman – temannya sering bersepeda berkeliling kota ataupun mendaki gunung bersama-sama. Semua itu dilakukan untuk melepaskan semua penatnya dalam bekerja.
 P.Hendra juga harus menerima kenyataan pahit pula saat mengetahui ibunya meninggal di tahun 2001 karena sakit. Ibunya meninggal di umurnya yang ke 78 tahun. Dengan kepergian ibunya, P.Hendra berusaha untuk tegar dan terus berjuang dalam hidupnya. Terkadang, sampai sibuknya P.Hendra juga harus lembur di pabrik karena tanggung jawabnya terhadap pekerjaannya. Hingga akhirnya, selama 21 tahun tersebut ia merasa harus bekerja sesuatu selain di pabrik. Karena,pengeluaran keluarga saat itu yang cukup besar, dengan gajinya ia kurang mampu untuk mencukupi kebutuhan keluargannya.
Hingga berbekal nekat, ia memutuskan untuk keluar dari pabrik tersebut dan berencana membuka usaha sendiri. Saat itu, P.Hendra bingung mau membuka usaha apa. Yang menjadi pilihannya saat itu antara membuka toko alat tulis atau bahan bangunan.
Tetapi,karena sebagian besar kakak – kakaknya sudah membuka usaha sendiri dan kebanyakan membuka usaha onderdil,alat tulis, akhirnya P.Hendra memutuskan untuk membuka alat tulis dari saran keluarganya. Kebetulan, saat P.Hendra muda dulu, ia sempat membantu usaha toko kakaknya tersebut.
Usaha toko alat tulis ini dibuka di tahun 2005. Saat itu, memang awal – awal masih belum banyak orang yang mengerti. Tetapi semangat P.Hendra tidak luntur begitu saja. Dengan mengandalkan promosi mulut ke mulut, P.Hendra juga mempromosikan tokonya dengan berkeliling di sekitar area toko tersebut.
Hingga perlahan, toko ini sudah mulai dikenal banyak orang. Toko ini merupakan usaha grosir jadi banyak pedagang kecil yang mengambil barang ke tokonya untuk dijual kembali. Barang – barangnya pun diambil dari toko usaha kakaknya tersebut.
Usaha P.Hendra tidak hanya alat tulis saja. Perlahan, ia juga membuka fotocopy,dan rokok. Semua ini yang sudah berhasil ia capai membutuhkan usaha yang gigih dan tidak lupa disertai dengan doa serta dukungan dari keluarganya. Dari sekilas perjalanan hidup P.Hendra ini yang dapat kita contoh adalah semangatnya yang tidak kenal lelah dalam bekerja memenuhi kebutuhan hidupnya.

0 komentar:

Posting Komentar