Kehidupan keluarga Fenty (48) dapat
dijadikan sebagai teladan dan bagi orang lain, terutama bagi keluarga yang
menjalani kehidupan ini tanpa adanya kerja keras atau perjuangan. KeluargaFenty memberikan contoh dan inspirasi bagi
kita semua dalam menjalani kehidupan ini.
Oleh : Stefani Nathasia
BIODATA Fenty Lahir
: Malang, 31 Oktober 1965
Suami
: Dion (51)
Anak : 1. Finna Kartika (27) 2.
Fransiska Henny (26)
3. Mellysa (21)
4. Katarina Felly (14)
Pendidikan
: SMP Kristen di Malang, SMK Cor Jesu di Malang Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga dan Penjual Nasi Pecel
Fenty
berasal dari keluarga dengan tingkat perekonomian sedang. Pendidikan Fenty hanya sampai SMK saja. Setelah itu dia
menikah dan membangun rumah tangga.
Selama
40 tahun, keluarga Fenty hidup selayaknya seperti keluarga-keluarga
lainnya yang memiliki anggota lengkap.
Tetapi 8 tahun sampai sekarang, dia harus hidup bersama keempat putrinya
sendiri tanpa ada suaminya. Fenty berpisah dengan suaminya karena perbedaan
keyakinan atau iman antara mereka.
Fenty
tinggal bersama keempat putrinya yang sudah beranjak dewasa. Fenty masuk
jurusan tata boga di SMK Cor Jesu.
Selain
berjulan nasi pecel, Fenty juga membuka toko kecil-kecil’an dan terkadang
menerima pesanan makanan.
Orang
yang memenuhi kebutuhan dengan bekerja sebagai penjual makanan identik dengan
penghasilan yang sedikit. Tetapi Fenty tidak putus asa dan dia tetap
melakukannya dengan baik dan semangat.
Putri
pertama dan kedua Fenty sudah bekerja. Putri ketiga masih kuliah dan putrinya
yang keempat masih sekolah.
Walaupun
keempat anaknya perempuan, tetapi mereka bisa membantu Fenty dalam menghidupi
kebutuhan sehari-hari. Sebagian penghasilan dari putri pertama dan kedua Fenty
diberikan untuk membeli kebutuhan pokok.
Saat
ini, Fenty fokus terhadap kehidupan putrinya yang keempat yang masih sekolah.
Putri pertama dan kedua Fenty tidak sempat kuliah karena tidak ada biaya.
Di
dalam keluarga, Fenty merupakan tulang punggung. Dia bertanggung jawab atas
kehidupan keempat putrinya. Setiap hari dia bekerja keras demi kehidupan
mereka.
Fenty
memakai rumahnya sendiri untuk berjualan, dia tidak menyewa tempat karena
biayanya tidak cukup. Dia memakai teras rumahnya sebagai tempat untuk berjualan
pukul 06.00 sampai pukul 09.00
Fenty
yang mempelajari jurusan tata boga memiliki keahlian khusus dalam membuat
makanan. Oleh karena itu, dia berjualan nasi pecel karena menurutnya ini sesuai
dengan keahliannya dalam memasak.
Rasa
makanan yang dibuat oleh Fenty bisa terbilang enak, sehingga dia sering
mendapat pesanan makanan dari tetangganya.
Setiap
orang yang berjualan pasti mengalami kesulitan, begitu juga yang dialami oleh
Fenty. Disekitar rumahnya, tidak hanya Fenty saja yang berjualan makanan tetapi
ada beberapa orang yang berjualan.
Jadi
orang tidak hanya membeli nasi pecel Fenty, tetapi juga membeli ke orang lain.
Setiap hari selera masing-masing orang pasti berbeda-beda, jadi tidak heran
apabila hari tersebut tidak ada yang membeli nasi pecel Fenty.
Harga
nasi pecel Fenty sama seperti harga nasi pecel pada umumnya. Bila membeli nasi
pecel di Fenty bisa memilih memakai nasi atau hanya sayuran saja. Harganya pun
pasti juga berbeda.
Apabila
membeli nasi pecel memakai nasi harganya Rp 6000, bila pecel saja tanpa nasi
harganya Rp 3.500. Nasi pecel Fenty terkadang juga dikombinasi dengan bakwan
atau tempe atau sayuran lainnya.
Dengan
semangat yang luar biasa, setiap hari Fenty bekerja keras demi keluarganya.
Kesulitan yang dihadapi Fenty ketika dalam satu hari tersebut tidak ada satupun
yang membeli nasi pecelnya. Itu berarti tidak ada tambahan uang baginya.
Keluarga
Fenty termasuk keluarga dengan tingkat perekonomian yang biasa-biasa aja,
walaupun memiliki empat anak tetapi dia bisa menangani perekonomiannya dengan
baik.
Menurut
Fenty, pekerjaan ini cukup menyenangkan. Dia lebih senang berjualan dari pada
bekerja sebagai pegawai.
Fenty berkeinginan bila nanti
memiliki biaya lebih, dia ingin menyewa tempat sendiri khusus untuk berjualan
dengan menu yang lebih banyak lagi.
0 komentar:
Posting Komentar