Pages

Rabu, 31 Oktober 2012

Korelasi Sosiologi dengan Dongeng

Belajar Sosiologi dapat ditempuha dari berbagai sumber. Ketika sumber belajar dari sisi manusia mulai menuju titik jenuh, maka perlu diambil lang cepat dan tepat.
Langkah tersebut adalah belajar lewat dongeng. Sangat disayangkan masih banyak orang melihat dongeng dari satu sisi nilai gunanya kecil.
Namun jika dicermati banyak hal dapat dipelajari dari dongeng. Untuk itu Sosiologi SMAK Santa Maria Malang melakukan terobosan.

Terobosan tersebut adalah mempelajari pokok bahasan Sosiologi bersumberkan dongeng. Apa dan bagaimana aplikasinya.... Mari dicermati contoh korelasi Sosiologi dengan dongeng karya peserta didik XII IPS S 1. Selamat menikmati !!!

*SOSIOLOGI*
NAMA KELOMPOK : KO’DOX
ANGGOTA KELOPOK :  1. ALEXANDER  OCKY  ( 04 ) XII IPS 1
                                             2. DWI  MEI  AVIANTI   ( 10 ) XII IPS 1
                                             3. HARDIAN  YOGA        ( 19 ) XII IPS 1
                                             4. YOVITA INDRIANI     ( 33 ) XII IPS 1
                                             5. YUDA           K. ELLI S.         ( 34 ) XII IPS 1

SUMBER: GOOGLE, KUMPULAN FABEL(DONGENG BINATANG)2,  TEATER ASBA SMPN 23PURWOREJO JATENG
Tema : Keluarga

 MUJAIR DAN MERAH

Di sebuah hutan, terdapat rawa yang dihuni oleh beberapa jenis ikan. Di antaranya adalah sekelompok ikan mujair yang hidupnya sangat tenteram dan bahagia. Namun ketenangan mereka terganggu sejak seekor ular merah, atau si Merah sering mencari mangsa di tepi sungai. Ular selalu memakan apa pun yang dapat ia makan, termasuk ikan mujair yang hidup di sungai.
Suatu hari ular sedang berjalan dengan perut lapar. Kebetulan semalam hujan turun dengan deras, sehingga air sungai meluap.
“Ah…karena sungai banjir, semua makananku pasti habis terbawa arus sungai,” keluh si Merah. Matanya berusaha mengawasi rawa-rawa sambil tetap berjalan pelan.  Matanya bersinar ketika melihat seekor anak mujair ada di rawa. Dengan sigap si Merah menangkap anak mujair dan memakannya. Setelah si Merah kenyang, ia segera pulang ke rumahnya.
Sementara itu orang tua ikan mujair sangat sedih setelah tahu kalau anaknya dimakan oleh si Merah. Beberapa hari kemudian si Merah kembali datang ke rawa dengan tujuan mencari makan untuknya juga untuk anak-anaknya. Tiba-tiba muncullah ayah mujair.
“Hai, Merah. Mengapa kau mdmangsa anakku? Apakah kau lupa akan perjanjian kita, bahwa di antara ikan dan ular tidak boleh saling memangsa?” Si Merah segera teringat sebuah perjanjian yang pernah dijelaskan oleh ibunya. Antara ular dan ikan memang tidak boleh saling memangsa. Kalau ada yang melanggar, maka ia akan celaka.
“Aku ti…tidak lupa !” jawab si Merah takut.“Lalu kenapa kau memakan anakku?” si Merah tidak dapat menjawab. Seluruh tubuhnya benar-benar gemetar. Ia takut kalau nanti akan mendapat celaka karena telah melanggar perjanjian.
“Sebagai gantinya kau harus menyerahkan salah satu anakmu pada kami. Hutang nyawa harus dibayar nyawa!”
“Baiklah, aku akan serahkan anakku.”
Keesokan harinya ular datang kembali sambil membawa salah satu anaknya. Dengan sangat terpaksa ia menyerahkan anaknya itu pada ikan mujair. Untunglah ikan mujair tidak membunuh anak ular itu. Ikan mujair hanya mengurung anak ular itu dan suatu saat akan dikembalikan lagi kepada induknya. Mulai saat itu si Merah tidak berani lagi memakan ikan mujair. Ia juga selalu mengingatkan anak-anaknya agar tidak memangsa ikan mujair.
(Amad Sholeh, Teater Asba SMP Negeri 23 Purworejo, 2007)
Pertanyaan :
  1. Apa pokok inti dari dongeng ?
-          Si merah memangsa anak mujair dan mengingkari janji, lalu ayah mujair marah, lalu si merah merasa bersalah dan menyerahkan anaknya pada mujair, tetapi ayah mujair tidak membunuhnya, melainkan hanya mengurungnya, dan suatu saat nanti akan dikembalikan. Akhirnya, si merah jera, dia juga selalu mengingatkan pada anak-anaknya untuk tidak memangsa ikan mujair.
  1. Apa hubungan pokok cerita atau dongeng dengan lembaga sosial ?
-          Pada dongeng ini menceritakan bagaimana hubungan antar binatang seperti hubungan antar manusia. Yaitu adanya nilai dan norma yang harus kita patuhi dan kita ajarkan pada anak cucu kita.
  1. Bagaimana realita sosial dari lembaga sosial ?
-          Masih banyak orang yang melanggar norma – norma yang ada di masyarakat, secara tidak langsung mereka berarti tidak mengajarkan nilai dan norma kepada keluarganya.
  1. Apa pesan moral dari dongeng ?
-          Jangan mengingkari janji dan patuhilah norma –norma yang ada.
-          Jangan menyimpan dendam.
-          Ajarkanlah norma – norma yang ada di masyarakat pada keluarga kita.
  1. Kontribusi positif apa yang bisa anda berikan untuk perbaikan lembaga social ?
-          Mematuhi peraturan yang ada dan memberitahukan pada keluarga tentang norma – norma yang ada.

0 komentar:

Posting Komentar