Materi Sosiologi kelas XII Sekolah Menengah Atas (SMA)
LEMBAGA
SOSIAL
Standar Kompetensi : Memahami
lembaga sosial
Kompetensi Dasar : Menjelaskan hakikat lembaga sosial
·
Mengklasifikasikan tipe-tipe lembaga sosial.
·
Mendeskripsikan peran dan fungsi lembaga sosial.
Indikator Pencapaian Kompetensi :
1.
Mendeskripsikan konsep lembaga social
2.
Menjelaskan proses pembentukan lembaga sosial
3.
Menganalisis pengaruh perubahan terhadap pembentukan
lembaga sosial
4.
Mengidentifikasi karakteristik lembaga sosial di
masyarakat
5.
Mendeskripsikan tipe dan hubungan antar lembaga sosial di
masyarakat
6.
Menganalisis efisiensi dan efektifitas dari adanya
hubungan antar lembaga sosial di masyarakat.
7.
Mendeskripsikan berbagai peran dan fungsi lembaga
8.
sosial berdasarkan studi literatur dan studi lapangan
9.
Menguraikan adanya penyesuaian kembali terhadap peran dan
fungsi lembaga sosial di masyarakat
10.
Mendeskripsikan berbagai kegiatan lembaga sosial dalam
mewujudkan peran dan fungsinya di masyarakat
11.
Menganalisis eksistensi lembaga sosial dalam menghadapi
berbagai perubahan lokal, nasional dan global
Alokasi Waktu : 24 x
45 menit
A.
Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran, siswa
diharapkan dapat:
½ memberi
pengertian mengenai lembaga sosial
½ memahami
proses pertumbuhan pranata sosial
½ mengerti
fungsi, karakteristik, dan tipe lembaga sosial
½ mengetahui
macam-macam lembaga sosial.
Karakter
siswa yang diharapkan :
§
Toleransi, Disiplin , Demokratis, Rasa Ingin tahu,
Semangat kebangsaan, Cinta Tanah Air ,
Cinta Damai, Peduli Lingkungan, Peduli social, Tanggung Jawab.
Kewirausahaan
/ Ekonomi Kreatif :
§
Kepemimpinan, Percaya diri, Berorientasi
Tugas dan Hasil, Jujur, Ulet.
B.
Materi Pembelajaran
Dongeng
Keluarga Kambing
Zaman dahulu kala di desa Padang
Rumput yg hijau hiduplah ibu kambing dan 3 anaknya yg msh kecil.Karena alasan
penting ibu kambing hrs meninggalkan anaknya.Dia akan mencari ayah kambing yg
menghilang sejak 3 bulan yg lalu.Tadi pagi pak ayam menemukan liontin ayah
kambing di tepi danau embun.Ibu kambing berharap dia dapat menemukan jejak lain
disana.
Ibu kambing sebenarnya sgt khawatir meninggalkan anaknya.Apalagi sekarang desa
terancam oleh serangan harimau.Ia takut anak-anaknya dimangsa harimau.Tp di
sisi lain ia tak mungkin membawa anak-anaknya turut serta.Danau embun adalah
tempat yg berbahaya dimana iblis nyi sanca kencana bertempat tinggal disana.Ia
jg takut suaminya telah dimangsa nyi sanca.
''Selama ibu pergi kalian jgn pernah
keluar rumah,mengerti''
Ketiga anaknya mengangguk.''sulung
jaga adik2mu''
'baik bu''jawab sulung
Ibu kambing kemudian mengambil
beberapa lembar daun jati muda dan menyerahkan ke anak-anaknya.
''makanlah daun ini jika kalian
terancam''
Singkat kata pergilah sang ibu dg
perasaan was-was.
***
Suatu hari kekhawatiran ibu kambing
terbukti.Harimau menyambangi rumah mereka.Ketiga anak kambing ketakutan.
***
Ibu kambing meninggalkan desa padang
rumput.Tak terasa dia telah berjalan sangat jauh.Akan tetapi danau embun belum
terlihat juga.Jangankan danau embun bukit kayu duripun belum ia jumpai.Konon
danau embun berada di puncak bukit kayu duri.
Di tengah perjalanan ia bertemu dengan kakek menjangan.
''mau kemana kau?'' tanya kakek menjangan.
'' saya mau ke danau embun,kek'' jawab ibu kambing dg nafas tersengal-sengal.
Kakek menjangan terkejut.
'' untuk apa kau kesitu.urungkan saja niatmu.danau embun tempat berbahaya.Kau
pasti sudah tahu itu''
'' saya mencari suami saya.Kemungkinan dia berada disana''
''Kalaupun iya dia pasti telah tewas''
Ibu kambing terlihat sedih.Matanya berkaca-kaca.
''Pulanglah.Lagipula darimana kau tahu suamimu ada disana sdkan tak pernah
satupun yg selamat dari danau embun.Pastilah yg memberitahumu telah
membohongimu''
Ibu kambing terkejut.Bagaimana mungkin pak ayam bisa selamat.Untk apa dia ada
di danau embun lalu kenapa tak ada segores luka di tubuhnya.Bukankah danau
embun ada di puncak bukit kayu duri.
''Maaf kek aku harus segera pulang''
Ibu kambing memacu langkahnya dg sekuat tenaga.Ia ingin cepat sampai
rumah,kemudian mencari pak ayam.
Dg nafas tersengal-tersengal sampailah ia ke desa.Naas bg ibu
kambing.Sesampainya di rumah,ia menemukan kondisi rumahnya yg kacau berantakan.Anak-anaknya
pun tak ada.
Ibu kambing meratap pilu.Tangisnya pecah tak terbendung.
''Apa yg terjadi dg kalian''
Sumber
: http://wargakampungwr04.blogspot.com/2011/04/dongeng-keluarga-kambing.html
***
Istilah
lain lembaga sosial adalah social institution. Namun juga terdapat
pengertian yang mempersepsikan lembaga sosial sama dengan pranata sosial. Oleh
karena itu, dalam ilmu sosial antara lembaga sosial dengan pranata sosial
mempunyai kesamaan arti. Berikut ini pengertian lembaga sosial dari beberapa
ahli :
a. Mac Iver
Lembaga
sosial sebagai tata cara atau prosedur yang telah diciptakan untuk mengatur
hubungan antarmanusia dalam suatu kelompok masyarakat.
b. Selo Soemardjan
dan Soelaeman Soemardi
Lembaga
sosial adalah semua norma dari segala tingkat yang berhubungan dengan suatu
ketentuan pokok dalam kehidupan masyarakat.
c. Soerjono
Soekanto
Lembaga
sosial adalah himpunan himpunan norma-norma yang berhubungan dengan kebutuhan
pokok dalam masyarakat.
Fungsi Lembaga Sosial
Lembaga
sosial mempunyai beberapa fungsi sesuai dengan bidangnya masing-masing. Fungsi
tersebut antara lain :
Memberikan
pedoman kepada anggota masyarakat tentang sikap dalam menghadapi
masalah di masyarakat, terutama yang menyangkut kebutuhan pokok.:
ü Menjaga keutuhan dari masyarakat yang
bersangkutan.
ü Memberi pegangan kepada anggota
masyarakat untuk mengadakan pengawasan terhadap tingkah laku para
anggota.
Syarat-syarat Lembaga
Sosial
Syarat-syarat
terbentuknya lembaga sosial antara lain :
1.
Merupakan
suatu tata kelakuan yang baku, yang bisa berupa norma-norma dan adat istiadat
yang hidup dalam masyarakat.
2.
Merupakan
kelompok-kelompok manusia yang menjalankan aktivitas bersama dan saling
berhubungan
3.
Sebagai
sentral aktivitas yang mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan tertentu, yang
didasari dan dipahami oleh kelompok-kelompok yang bersangkutan.
- Mempunyai
perlengkapan dan peralatan.
- Merupakan
sistem aktivitas manusia dalam kurun waktu tertentu.
TIPE-TIPE LEMBAGA SOSIAL
Gillin
and Gillin menjelaskan
ada beberapa tipe lembaga sosial berdasar masing-masing sudut pandang :
1. Berdasar pada
perkembangan di masyarakat :
a.
Cresive institution yaitu lembaga sosial tumbuh di masyarakat tanpa ada
kesengajaan. Contoh : lembaga hak milik, perkawinan, agama dan lain-lain.
b.
Enacted institutions, yaitu lembaga sosial yang sengaja dibentuk
masyarakat untuk mencapai tujuan tertentu. Contoh Bank, Sekolah, lembaga
perdagangan, partai politik dll.
2. Berdasar pada sistem
nilai yang diterima masyarakat :
a.
Basic institutions yaitu lembaga sosial yang bertujuan untuk
memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat. Contoh
: keluarga, negara, dll
b.
Subsidiary institution yaitu lembaga sosial yang berkaitan dengan
hal-hal yang dianggap kurang penting oleh masyarakat. Contoh :
rekreasi,mentraktir teman pada saat ulang tahun dll
3. Berdasar respon
masyarakat :
a.
Approved atau sanctioned intitutions yaitu lembaga sosial yang
keberadaannya diterima masyarakat. Contoh : sekolah, perusahaan dagang,
dan lain-lain.
b.
Unsanctioned institutions yaitu lembaga sosial yang keberadaanya
ditolak oleh masyarakat. Contoh: kelompok penjahat, kelompok
pemeras,kelompok penjudi dll
4. Berdasar
penyebarannya :
- General
isntitutions
yaitu lembaga sosial yang dikenal oleh sebagian besar masyarakat
dunia. Misalnya lembaga agama.
- Restricted
institutions
yaitu lembaga sosial yang dikenal oleh masyarakat tertentu saja.
Misalnya : lembaga agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dll.
5. Berdasar fungsi :
a.
Operative instituions merupakan lembaga sosial yang berfungsi menghimpun
pola-pola atau tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan dari masyarakat
yang bersangkutan. Contoh : lembaga industri.
b.
Regulative institutions merupakan lembaga sosial yang bertujuan
mengawasi tata kelakuan yang ada dalam masyarakat. Contoh : kejaksaan,
pengadilan dan lain-lain.
C. Karakteristik Lembaga
Sosial
Lembaga
sosial memiliki karakteristik atau ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan
suatu sistem norma yang bukan sebuah lembaga sosial. Karakteristik atau ciri
tersebut adalah sebagai berikut.
- Memiliki
simbol sendiri. Setiap lembaga sosial memiliki simbol tersendiri yang
digunakan untuk menandai suatu kekhasan atau memberi ciri khusus dari
setiap lembaga. Dengan demikian, lembaga sosial tersebut dapat memberi
identitas tertentu bagi anggota masyarakat yang terlibat di dalamnya.
Contoh :
·
Dalam
lembaga hukum, terdapat simbol seorang wanita memagang timbangan dan pedang
dengan mata tertutup.
·
Dalam
lembaga keluarga terdapat simbol cincin kawin.
·
Dalam
lembaga politik terdapat simbol bendera.
2.
Memiliki
tata tertib dan tradisi. Lembaga sosial memiliki tata tertib dan tradisi yang
tertulis maupun tidak tertulis yang dijadikan panutan bagi pengikutnya.
Contoh :
·
Dalam
lembaga keluarga, terdapat aturan tentang bagaimana menghormati orang yang
lebih tua dan melindungi orang yang lebih muda.
·
Dalam
lembaga kepolisian, terdapat aturan bagaimana menciptakan ketertiban dan
keamanan masyarakat.
3.
Usianya
lebih lama. Pada umumnya usia lembaga sosial lebih lama dibandingkan dengan
usia orang. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya lembaga sosial yang diwariskan
dari generasi ke generasi.
Contoh :
·
Dalam
lembaga keluarga, sistem pertunangan atau pewarisan sudah ada sejak jaman
dahulu hingga sekarang masih dianut oleh masyarakat.
4.
Memiliki
alat kelengkapan. Lembaga sosial memiliki alat kelengkapan tertentu yang
digunakan untuk mewujudkan tujuan lembaga tersebut.
Contoh :
·
Bajak
dalam lembaga ekonomi digunakan untuk membajak sawah agar siap ditanami.
·
Buku
dalam lembaga pendidikan merupakan alat untuk mencapai tujuan proses belajar
mengajar.
5.
Memiliki
ideologi. Lembaga sosial memiliki ideologi sendiri. Ideologi atau sistem
gagasan mendasar ini dimiliki secara bersama dan dianggap ideal bagi para
pendukung lembaga.
- Memiliki
tingkat kekebalan atau daya tahan. Lembaga yang sudah terbentuk tidak akan
lenyap begitu saja.
Contoh :
·
Lembaga
pendidikan memiliki kurikulum yang mengatur kegiatan belajar mengajar agar
tujuan belajar dapat diwujudkan.
·
Adat
istiadat dalam lembaga sosial dijadikan pedoman perilaku dalam kehidupan
masyarakat.
D. Jenis-jenis Lembaga
Sosial
1.
Lembaga keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil
masyarakat yang terbentuk melalui proses perkawinan. Sebagai unit terkecil,
maka keluarga menjadi lembaga sosial pembentuk keperibadian individu yang
pertama dan utama.
Dilihat dari bentuknya keluarga
dibedakan menjadi dua yaitu keluarga inti (nuclear family ) dan extended
family atau keluarga meluas. Keluraga inti adalah keluarga yang terdiri
dari ayah,ibu dan anak-anak yang belum menikah. Sedangkan keluarga luas adalah
keluarga yang terdiri dari ikatan keluarga dalam satu keturunan. Anggota
kelurga luas meliputi kakek,nenek,ipar,paman,anak,cucu dst.
Setiap keluarga pada masing-masing
masyarakat mempunyai pola menetap setelah menikah berbeda-beda. Pada umumnya
pola menetap setelah menikah dibagi menjadi tiga :
a. Patrilokal ( virilokal ) yaitu pola menetap pasangan suami istri
yang berada di keluarga suami
b. Matrilokal ( otrolokal ) yaitu pola
menetap setelah menikah yang dilakukan suami istri yang berada di
keluarga istri.
c. Neolokal yaitu pasangan suami istri
menetap di tempat yang baru
Keluarga juga mempunyai perbedaan cara
perkawinan maupun pola kekerabatan. Cara perkawinan ada endogami
dan eksogami. Perkawinan endogami adalah perkawinan laki dan
perempuan yang sama-sama berasal dari satu alur kekerabatan. Jika pada
masyarakat feodal maupun kasta, perkawinan endogami terjadi antar sesama kelas
sosialnya. Sedang perkawinan eksogami adalah perkawinan laki dan
perempuan yang berasal dari luar alur kekerabatan maupun luar kelas sosialnya.
Sedangkan sistem kekerabatan yang
dianut oleh masing-masing keluarga dalam suatu masyarakat juga berbeda-beda.
Pada umumnya sistem kekerabatan dibagi menjadi tiga yaitu :
a. Bilateral yaitu sistem kekerabatan yang menarik garis keturunan
dari fihak ayah dan ibu. Konsep ini dilakukan oleh masyarakat Jawa dan Sunda.
b. Unilateral yaitu sistem kekerabatan yang hanya menghitung garis
kekerabatan dari satu fihak. Unilateral dibagi menjadi :
1.
Matrilineal yaitu sistem kekerabatan yang menarik
garis keturunan dari fihak ibu. Masyarakat yang menerapkan sistem ini
adalah Minangkabau.
2.
Patrilineal yaitu sistem kekerabatan yang menarik
garis keturunan dari fihak ayah. Sistem ini dipraktekkan masyarakat Batak,Bali,
Asmat,Dani dll
Fungsi
lembaga keluarga
Sebelum kita bahas tentang fungsi
keluarga, akan dibahas terlebih dahulu tentang pengrtian keluarga dan ciri-ciri
keluarga. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri atas
ayah, ibu dan anak-anak. Menurut Hunt dan Horton, keluarga adalah
suatu kelompok kekerabatan yang menyelenggarakan pemeliharaan anak dan
kebutuhan manusiawi tertentu lainnya. Berdasar uraian tersebut ciri-ciri
keluarga dapat diuaraikan sebagai berikut :
a.
Terjadinya
hubungan pasangan diantara dua jenis.
b. Terbentuk kerena diikat melalui
perkawinan yang dapat mengukuhkan keluarga tersebut.
c. Adanya pengakuan yang resmi dari
anak-anak keturunannya.
d. Kehidupan ekonomi diselenggarakan
bersama.
e.
Adanya
bentuk kehidupan rumah tangga.
Selanjutnya kita jelaskan tentang
fungsi keluarga dalam posisinya sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat.
Dalam persepsi Sosiologi keluarga mempunyai beberapa fungsi :
a. Afeksi ( kasih sayang )
b. Reproduksi ( regenerasi )
c. Edukatif ( pendidikan )
d. Proteksi ( perlindungan )
e. Ekonomi ( sandang,pangan dan papan
)
f. Relegi ( penanaman
nilai-nilai agama )
Unsur Lembaga keluarga
Lembaga
keluarga sebagai suatu sistem sosial memiliki beberapa unsur atau elemen yang
tiap unsumya memiliki fungsi yang mendukung tercapainya tujuan keluarga. Setiap
keluarga memiliki unsur-unsur yang sama. Namun, bentuk dan perwujudannya
berbeda sesuai dengan situasi dan kondisi keluarganya. Unsur-unsur keluarga
yang umum berlaku di masyarakat adalah sebagai berikut.
- Pola
perilaku : afeksi, kesetiaan,
tanggung jawab, rasa hormat, kepatuhan
- Budaya
simbolis : mas kawin, cincin kawin, busana pengantin, upacara
- Budaya
manfaat : rumah, apartemen, dan rumah tangga, kendaraan
- Kode
spesialisasi : izin kawin, kehendak, keturunan, hukum perkawinan
- Idiologi
: cinta, kasih sayang, keterbukaan, familisme, individualisme
Lembar Tugas :
- Bentuklah
kelas anda menjadi 5 kelompk !
- Carilah
kliping yang menguraikan tentang peran keluarga sebagai agen sosialisasi anggota
keluarga !
- Berikan
tanggapan masing dari uraian kliping yang anda cermati !
- Diskusikan
di dalam kelas tentang materi yang anda bahas !
2. Lembaga
Pendidikan
Lembaga
pendidikan dalam pembahasan ini adalah lembaga pendidikan formal yaitu sekolah.
Sekolah merupakan tempat siswa belajar dan guru mengajar. Dengan kata lain
sekolah berfungsi sebagai sarana pewarisan budaya kepada para siswa. Dengan
kata lain lembaga pendidikan merupakan wadah pengembangan pengetahuan.
Kelahoran dan perkembangan lembaga pendidikan tentu terkait dengan perkembangan
peradaban masyarakat yang telah mengarah pada spesisalisasi ketrampilan dan
pengetahuan yang bersifat formal.
Kebutuhan
akan intensitas (kedalaman) pengetahuan atau pendidikan pada tiap masyarakat
tentu berbeda. Pada masyarakat sederhana, segala pengetahuan dan keterampilan
seseorang cukup didapat atau diperoleh dan keluarga atau kerabatnya. Umumnya,
pengetahuan yang mereka peroleh adalah pengetahuan yang berhubungan dengan cara
mereka memenuhi kebutuhannya, seperti cara berburu dan mengolah binatang basil
buruan, serta cara mengolah ladang. Namun, sejalan dengan perkembangan zaman,
kebutuhan manusia bertambah pula. Dikenalnya pembagian kerja yang menuntut
keahlian tertentu dalam berbagai proses produksi mendorong masyarakat untuk
memperdalam pengetahuannya. Kemudian, dibentuklah lembaga pendidikan formal
sebagai pelengkap lembaga pendidikan informal (keluarga).
Pendidikan
formal, seperti sekolah, menawarkan pendidikan yang berjenjang dan tingkat
dasar sampai jenjang pendidikan tinggi. baik yang bersifat umum maupun khusus,
seperti sekolah agama dan sekolah luar biasa. Di samping adanya pendidikan
formal, masyarakat juga mengenal dan membentuk pendidikan non-formal, seperti
kursus-kursus keterampilan, kursus bahasa, dan kursus komputer.
Fungsi lembaga
pendidikan
Horton
dan Hunt menjelaskan
ada dua fungsi lembaga pendidikan.
1. Fungsi manifes (nyata
) meliputi :
a. Mempersiapkan anggota mayarakat
untuk mencari nafkah
b. Mengembangkan bakat perseorangan
demi kepuasan pribadi dan kepentingan masyarakat
c. Melestarikan kebudayaan
d. Menanamkan ketreampilan yang perlu bagi
partisipasi dalam demokrasi
Selain
fungsi manifes tersebut, peran lembaga pendidikan dalam proses
pewarisan budaya dapat diuraikan sebagai berikut :
1.
Mengembangkan kekuatan penalaran ( the power of reasoning )
2.
Mempertinggi budi pekerti
3.
Memperkuat kepribadian
4.
Mempertebal semangat kebangsaan
5.
Menumbuhkan manusia pembangunan
Berdasar
uraian fungsi tersebut jelaslah kiranya bahwa lembaga pendidikan memegang
peranan penting dalam membangun sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam
pembangunan peradaban masyarakat dan bangsa.
2. Fungsi laten
Lembaga
pendidikan selain mempunyai fungsi manifes juga mempunyai fungsi laten sebagai
berikut :
1.
Mengurangi pengendalian orang tua. Sebab melalui lembaga pendidikan masalah
pendidikan orang tua juga menyerahkan kepada lembaga pendidikan.
2.
Menyediakan sarana pembangkangan. Sebab melalui lembaga pendidikan, siswa
memperoleh banyak unsur-unsur budaya. Hal tersebut berdampak pada lahirnya
sikap menentang terhadap orang tua karena perbedaan sudut pandang
terhadap fenomena sosial dan budaya.
3.
Mempertahankan sistem kelas sosial. Sebab melalui lembaga pendidikan siswa
dipersiapkan untuk memperoleh status sosial yang lebih baik.
4.
Memperpanjang masa remaja. Sebab melalui lemabaga pendidikan seseorang dituntut
menyelesaikan tugas studi sampai waktu yang ditentukan. Sehingga masa remajanya
diperpanjang melalui lemabaga pendidikan.
Fungsi Lembaga
Pendidikan
Fungsi
lembaga pendidikan antara lain :
1.
Perantara dalam proses pewarisan kebudayaan.
2.
Tempat melakukan penelitian.
3.
Menyiapkan seseorang dalam peranan sosial yang dikehendaki.
4.
Membantu penyesuaian diri dan
mengembangkan hubungan sosial.
5.
Menyajikan landasan penilaian dan
pemahaman status.
Unsur-unsur lembaga
pendidikan
Seperti
halnya lembaga agama, lembaga pendidikan juga memiliki unsur-unsur berikut.
Pola
perilaku
: cinta pengetahuan, kehadiran, meneliti, semangat belajar
Budaya
simbolis : seragam sekolah, maskot,
lagu-lagu sekolah, logo
Budaya
manfaat : kelas, perpustakaan,
buku, laboratorium, lapangan
Kode
spesialisasi : akreditasi, tata tertib,
kurikulum, tingkatan/strata
Ideologi
: keberhasilan akademis, pendidikan progresif, inovatif,
klasikisme.
3.Lembaga Politik
Setiap
masyarakat, baik itu masyarakat kecil seperti keluarga, suku, hingga ke sebuah
negara, membutuhkan orang-orang yang bertugas mengatur hubungan antar warga agar
selaras. Seperti ayah dalam keluarga, kepala adat atau kakak tertua dalam
sebuah suku, atau presiden dalam sebuah negara. Kepada mereka diberikan
kekuasaan atau kewenangan untuk mengatur sekaligus memberi sanksi terhadap
tindakan anggotanya yang menyimpang.
Selain
memiliki hak, mereka pun diberi kewajiban untuk menyejahterakan anggotanya.
Pemerintah, inisalnya, mempunyai kewajiban untuk mendistribusikan kekayaan
negara kepada setiap warga secara adil sehingga tercapai kemakmuran yang
merata. Hal itu dapat dilakukan dengan menyediakan lapangan pekerjaan atau
menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif (aman dan nyaman) bagi tumbuhnya
perekonomian negara.
Keseluruhan
tata nilai dan norma yang berkaitan dengan kekuasaan tersebut kita namakan
lembaga politik. Lembaga politik berkaitan dengan masalah-masalah bentuk
negara, bentuk pemerintahan, dan bentuk kekuasaan.
Bentuk negara
Umumnya,
kita mengenal dua bentuk negara, yakni negara kesatuan dan negara federasi atau
serikat.
- Negara
kesatuan memiliki cini-cini, antara lain hanya ada satu pemerintahan, satu
parlemen, satu lembaga peradilan, dan satu konstitusi, inisalnva negara
Indonesia, Filipina, Afrika Selatan, dan Rusia.
- Negara
federasi atau serikat memiliki ciri-ciri antara lain terdapat negara di
dalam negara atau sering disebut negara bagian. Negara bagian ini biasanya
lebih dan satu dan memiliki wewenang membuat undang-undang yang berlaku
untuk wilayahnva masing-masing. Demikian pula dalam hal peradilan, tiap
negara bagian memiliki peradilannya sendiri dengan aturan hukum tersendiri
pula. Namun pada negara federasi tetap ada konstitusi ‘ang mengikat
seluruh negara hagian. Konstitusi ito disebut konstitusi senikat.
Pemenintahan fedenasi (pusat) memiliki wewenang dalam hal politik loan
negeri, moneter, dan keamanan negara. Contoh negara fedenasi atau senikat
adaiah Jerman. Amerika Senikat, dan Australia.
Lembaga
sosial politik merupakan suatu sistem norma yang berisi peraturan-peraturan
mengenai penyelenggaraan kekuasaan dan menyangkut tentang siapa, akapan, dan
bagaimana memperoleh kekuasaan.
Bentuk pemerintahan
Ada
tiga macam bentuk pemerintahan yang dikenal saat ini, yakni republik, monarki,
dan kekaisaran.
- Republik
adalah bentuk pemerintahan yang dipimpin seorang presiden. Presiden adalah
pemegang kekuasaan eksekutif. Presiden dipimpin oleh parlemen secara
berkala. Kekuasaan legislatif dipegang oleh parlemen. Kekuasaan yudikatif
dipegang oleh lembaga peradilan (mahkamah agung). Saat ini, bentuk
republik memiliki beberapa variasi, seperti republik monarki dan republik
parlementer.
- Monarki
adalah bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh seorang raja atau ratu.
Jabatan raja atau ratu diperoleh berdasarkan keturunan dan berlaku seumur
hidup. Contoh negara berbentuk monarki adalah Inggris, Belanda, dan Brunei
Darusalam. Bentuk pemerintahan monarki memiliki beberapa variasi, yakni
monarki absolut (raja memiliki kekuasaan mutlak) dan monarki parlementer
(kekuasaan dipegang parlemen dan dijalankan oleh sebuah kabinet).
- Kekaisaran
adalah adalah bentuk pemerintah dengan kepala negara seorang kaisan.
Seperti halnya raja, jabatan kaisan juga diperoleh secara turun temurun.
Contoh negara kekaisaran saat ini adalah Jepang.
Kekuasaan
dapat diperoleh melalui cara-cara berikut.
- Kewibawaan
lahiriah yang dimiliki seseorang sejak dilahirkan (kekuasaan kharismatik).
Contohnya, seorang ulama yang hanya dengan mengangkat tangan dapat
menenangkan banyak orang.
- Tradisi
atau keturunan. Contohnya, putra raja secara otomatis akan menggantikan
sang raja di kemudian hari.
- Pemberian
secara formal (legal-rasional). Contohnya, presiden yang dipilih oleh
rakyat melalu Pemilu.
Di
masyarakat, kita mengenal orang-orang atau lembaga yang memiliki kekuasaan,
seperti presiden, bupati, lurah, ketua RT, ketua adat, MPR, dan lembaga adat.
Orang atau lembaga tersebut memiliki kekuasaan untuk mengatur warga masyarakat
agar bertindak atau berperilaku sesuai norma yang berlaku. Kekuasaan tersebut
mendorong pola ketaatan para anggota masyarakat.
Hilangnya
pola ketaatan terhadap kekuasaan dapat terjadi karena alasan-alasan berikut.
- Masyarakat
menyadari bahwa mereka yang berkuasa hanyalah manusia biasa. Alasan ini
merupakan reaksi terhadap anggapan bahwa pemimpin atau orang yang berkuasa
adalah titisan dewa atau setidaknya memiliki kekuasaan dan roh atau dewa.
- Masyarakat
menganggap mereka tidak diikutkan dalam setiap pengambilan keputusan. Hal
ini merupakan reaksi terhadap anggapan bahwa manusia bawahan ditakdirkan
untuk menerima dan tunduk pada manusia yang berkuasa.
Titik
rawan yang menimbulkan krisis kepercayaan atau krisis ketaatan terhadap
kekuasaan mulai timbul pada saat bawahan menyadari dirinya sebagai manusia
dewasa, berdaulat, dan menghendaki agar diatur secara mendalam dengan mekanisme
pimpinan yang sesuai dengan tuntutan zaman. Di samping itu, otoritas (pemerintah)
juga tidak mampu mengubah dan menyesuaikan struktur kekuasaan feodal yang sudah
mapan dengan tuntutan cita-cita demokrasi modern, seperti pemerintahan yang
bersih, tercapainya keadilan, dan tersalurnya aspirasi warga. Dengan bertemunya
dua titik rawan ini, terjadilah krisis kewibawaan dan ketaatan. Cara yang dapat
dipakai untuk mengatasi krisis kewibawaan adalah sebagai berikut.
- Mengubah
prinsip sentralisasi kekuasaan ke dalam prinsip desentralisasi.
Kesejahteraan rakyat yang semakin meningkat dan semakin merata hanya bisa
dicapai jika setiap propinsi di seluruh kawasan negara ikut mengambil
prakarsa dan ikut bertanggung jawab atas tugas dan wewenang yang menjadi
bagiannya. Setiap golongan dan partai politik memiliki kewenangan dan
pertanggungjawaban atas kepentingan serta usaha yang dilakukan demi
kepentingan nasional. Untuk itu, langkah yang penting adalah meninjau
kembali secara obyektif struktur kekuasaan yang ada. Kekuasaan yang
bersifat sentralistis yang masih berorientasi ke pusat sebaiknya ditinggalkan
dan ditransformasikan (diubah) kepada prinsip desentralisasi kekuasaan
(kekuasaan yang tidak terpusat).
- Prinsip-prinsip
menghindari disintegrasi. Setiap daerah harus diberi tanggung jawab
sendiri dan tidak didikte oleh pihak pusat. Hal ini berkaitan dengan
kemampuan daerah dalam rangka mengelola pembangunan di daerah. Bantuan dan
pusat hanya diberikan selama daerah belum mampu berjalan sendiri. Rasa
kesatuan tetap dibina karena dalam suasana itu masing-masing daerah merasa
sebagai bagian integral (yang menyatu) dan keseluruhan bangsa dan negara.
- Koordinasi
terpadu dan pimpinan yang berwenang. Dalam krisis kewibawaan, harus
diingat bahwa krisis lembaga atau hukum adalah krisis ketaatan kepada
atasan. ini berarti bahwa kehendak yang berkuasa yang dimanifestasikan
dalam peraturan-peraturan hukum tidak dihiraukan lagi. Hal ini pula
berarti bahwa lingkungan dan lembaga hukum sudah runtuh.
- Tidak
mengulang-ulang cara lama. Hal itu tidak akan menghasilkan sesuatu yang
baik. Misainva, dengan cara menghancurkan lawan yang menentang kekuasaan,
memitoskan individu atau kelompok yang berkuasa, dan memperketat sistem
birokrasi yang pada hakikatnya sama dengan sentralisasi kekuasaan.
Bentuk
kekuasaan pada sebuah negara sangat berkaitan dengan bentuk pemerintahannya.
Pada monarki absolut, bentuk kekuasaannya tersentralisasi, dipegang oleh satu
orang. Pada negara republik dan monarki parlemen, bentuk kekuasaannya terbagi
(terdesentralisasi) ke beberapa lembaga, seperti lembaga eksekutif, legislatif,
dan yudikatif.
Fungsi lembaga politik
Fungsi
lembaga politik adalah sebagai berikut.
- Memelihara
ketertiban di dalam (internal order).
Artinya, lembaga politik memelihara
ketertiban di dalam masyarakat dengan wewenang yang dimilikinya, baik
menggunakan cara persuasif maupun paksaan fisik. Lembaga politik bertindak
sebagai pemaksa hukum; menyelesaikan konflik yang terjadi di antara anggota
masyarakat secara adil sehingga anggota masyarakat dapat hidup dengan tenteram.
2.
Menjaga
keamanan di luar (external security).
Artinya, lembaga politik dengan
menggunakan alat-alat yang dimilikinya berusaha mempertahankan negara dan
ancaman atau serangan yang datang dan negara lain baik melalui jalan diplomasi
ataupun dengan perang.
3.
Mengusahakan
kesejahteraan umum (general welfare).
Artinya, lembaga politik merencanakan
dan melaksanakan pelayanan-pelayanan sosial serta mengusahakan kebutuhan pokok
masyarakat. Di antaranya adalah pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan,
energi, dan komunikasi, termasuk distribusinya.
4.
Mengatur
proses politik.
Artinya, lembaga politik mengatur
proses persaingan untuk meiriperoleh kekuasaan agar tidak mengancam keutuhan
masyarakat (bangsa dan negara).
Dalam pelaksanaan fungsi formal
lembaga politik sebagai berikut : a.Menginstruksikan norma lewat peraturan perundang-undangan.
b. Melaksanakan undang-undang yang
telah disetujui.
c.Menyelesaikan konflik yang terjadi.
d.Menyelenggarakan pelayanan kepada
masyarakat.
e.Melindungi warga negara dan seluruh
tumpah darah Indonesia.
Unsur-unsur lembaga
politik
Lembaga
politik memiliki unsur-unsur sebagai berikut.
Pola
perilaku
: loyalitas, kepatuhan, subordinasi, kerja sama, konsensus
Budaya
simbolis : bendera, materai, maskot,
lagu kebangsaan
Budaya
manfaat : gedung,
persenjataan, pekerjaan pemerintah, blanko, dan
formulir
Kode
spesialisasi : program, konstitusi,
traktat, hukum
Idiologi
: nasionalisme, hak rakyat, demokrasi, republik/monarki
5.Lembaga Agama
Lembaga
agama adalah sistem yang mengatur masyarakat yang mempunyai keyakinan
dengan praktik keagamaan yang berhubungan dengan sang maha pencipta.
Menurut
Durkheim (1966), melalui komunikasi dengan Tuhan, orang yang beriman
bukan hanya mengetahui kebenaran yang tidak diketahui orang yang tidak percaya
(atheis), tetapi juga orang yang lebih kuat. Menurutnya, fungsi agama adalah
untuk Menggerakkan dan membantu kita untuk hidup. Dan segi makro, agama dapat
menjalankan fungsi positif karena memenuhi keperluan masyarakat untuk secara
berkala menegakkan dan emperkuat perasaan dan ide kolektif yang menjadi ciri
dan inti persatuan dan persamaan umat dipupuk dan dibina.
Ada
sosiolog yang mengemukakan bahwa agama sebagai institusi mempunyai kelemahan
pula. Misalnya, munculnya pertentangan atau konflik sebagai akibat sikap
fanatik antarumat yang berbeda agama. Namun, apabila kita amati lebih dalam,
konflik antarumat beragama tidak semata-mata karena faktor agama, tetapi banyak
dipengaruhi faktor kepentingan di luar agama, seperti kepentingan politik dan
ekonomi.
Secara
rinci, agama berfungsi sebagai berikut.
- Sumber
pedoman hidup bagi individu maupun kelompok.
- Mengatur
tata cara hubungan manusia dengan manusia dan manusia dengan Tuhannya.
- Merupakan
tuntunan tentang prinsip benar atau salah untuk menghindari perilaku menyimpang,
seperti membunuh, memperkosa, berzina, dan berjudi.
- Pedoman
untuk mengungkapkan rasa kebersamaan yang mewajibkan untuk selalu berbuat
baik dengan sesamanya dan lingkungan hidupnya.
- Pedoman
perasaan keyakinan (confidence). Siapa pun yang selalu berbuat baik
akan mendapat pahala dan Tuhannya.
- Pedoman
keberadaan (existence). Keberadaan alam semesta dengan segala
isinya termasuk di dalamnya manusia harus disikapi dengan rasa syukur dan
ikhlas.
- Pengungkapan
keindahan (estetika). Manusia yang suka akan keindahan dapat
mengekspresikan rasa estetikanya dengan membangun rumah ibadah dan hal-hal
lain yang berkaitan dengan kepercayaan agama yang dianutnya.
- Pedoman
rekreasi dan hiburan. Untuk mencari ketenangan dan kesegaran jiwa, manusia
dapat menjalankan ritual agama seperti sholat, yoga, dan meditasi.
- Memberikan
identitas kepada manusia sebagai bagian dan suatu agama, misalnya sebagai
umat Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dan Khong Hu Chu.
Unsur lembaga agama
Menurut
Light, Keller dan Callhoun
(1989) unsur-unsur dasar agama adalah sebagai berikut.
- Kepercayaan
adalah suatu prinsip yang dianggap benar dan tanpa ada keraguan lagi.
Seperti kepercayaan monotheisme yang percaya bahwa Tuhan itu satu atau
percaya pada reinkarnasi bagi umat agama-agama Timur, seperti Hindu dan
Buddha.
- Praktik
keagamaan, seperti berdoa, bersembavang, berpuasa, dan sedekah. Praktik
keagamaan berbeda dengan ritual keagamaan karena ritual keagamaan
menyangkut hubungan manusia dengan Tuhannya secara vertikal. Praktik
keagamaan meliputi hubungan vertikal dan hubungan horizontal, yaitu
hubungan antarmanusia sesuai dengan ajaran agama.
- Simbol
keagamaan dapat memberi tanda atau identitas agama yang dianut umatnya.
Misalnya, model atau corak pakaian orang Islam dan bentuk bangunan rumah
ibadat umat Hindu (pura, candi).
- Umat
adalah penganut masing-masing agama. Sekarang ini, banyak wadah atau
organisasi yang menampung umat beragama dalam rangka melaksanakan praktik
agamanya, seperti Majelis dll.
- Pengalaman
keagamaan. Pengalaman keagamaan setiap umat berbeda karena menyangkut
masalah yang sulit dibuktikan dan diukur kadarnya. Pengalaman keagamaan
bersifat individual. Seperti pengalaman spiritual tentang orang yang sakit
parah yang oleh dokter sudah divonis meninggal, tetapi karena doa dan yang
sakit maupun dan keluarganya, orang yang sakit dapat sembuh kembali.
Unsur-unsur
agama tersebut merupakan elemen yang dimiliki setiap agama. Hanya corak dan
perwujudannya saja yang berbeda.
Pada agama terdapat
beberapa unsur :
1.Kepercayaan
agama.
2.Simbol
agama.
3.Praktik
agama.
4.Pemeluk
agama.
5.Pengalaman
keagamaan.
Fungsi lembaga agama
antara lain :
1)
Sebagai dorongan untuk merumuskan identitas moral.
2)
Menafsirkan tentang eksistensi manusia.
3)
Meningkatkan kehidupan sosial dan mempererat kohesi sosial.
Fungsi manifes lembaga
agama adalah :
1)
Doktrin adanya bentuk keyakinan yang menjabarkan hubungan manusia dengan Tuhan
(vertikal) dan hubungan antar manusia (horizontal).
2)
Ritual adalah sekelompok aturan sebagai dasar pelaksanaan praktik keagamaan.
3)
Seperangkat norma perilaku yang konsisten dengan doktrin tersebut.
Fungsi laten lembaga
agama antara lain :
1)
Menggerakkan manusia untuk hidup dan memberi dorongan/semangat hidup.
2)
Memenuhi kebutuhan masyarakat akan tegaknya dan kuatnya perasaan, ide-ide
kolektif yang menjadi inti dan ciri persatuan.
5. Lembaga Ekonomi
Manusia
memerlukan lembaga yang berfungsi mengatur pembagian kerja dalam kehidupannya,
yaitu lembaga ekonomi. Menurut Kornblum (1988), penelitian terhadap institusi
ekonomi difokuskan pada pokok bahasan pasar dan pembagian kerja, interaksi
antara pemerintah dan institusi ekonomi, dan perubahan pada pekerjaan.
Pembahasan ini akan meliputi ideologi ekonomi yang mempengaruhi perkembangan
masyarakat, pekerjaan, dan institusi yang berkaitan dengan dunia usaha.
Perdagangan
mulai lahir ketika orang mulai menginginkan hasil produksi orang lain. Lambat
laun proses pertukaran memilih standar tertentu, diatur, dan diperkirakan
sehigga akhirnya dianggap perlu dilembagakan. Lembaga ekonomi lahir pada saat
orang mulai melakukan barter secara rutin, membagi-bagi tugas, dan mengakui
adanya tuntutan seseorang terhadap orang lain. Pemeliharaan hewan ternak,
adanya petani yang memerlukan tanah, pertumbuhan industri, proses pemasaran,
dan sebagainya merupakan faktor penunjang perkembangan sistem ekonomi
masyarakat.
Pola-pola politik
ekonomi
Pola-pola
politik ekonomi yang tercermin dalam sistem sosial adalah sebagai berikut.
- Sistem
feodalisme, yaitu seperangkat lembaga politik dan ekonomi yang menempatkan
pemilik tanah (raja) dan prajurit-prajurit yang menjaga keamanan sebagai
pelindung warga, harta benda, dan hak penggunaan tanah. Sebaliknya,
warga/petani memberi pelayanan dan kesetiaan berupa penyerahan sebagian
besar hasil produksi pertaniannya kepada raja sehingga hanya sebagian
kecil para petani penggarap mendapatkan hasilnya. Feodalisme menempatkan
posisi petani penggarap dan kaum bangsawan secara diskriminatif. Sistem
ini umumnya terjadi sebelum abad ke-20.
- Sistem
merkantilisme, yaitu sistem perekonomian yang menempatkan negara
bertanggung jawab untuk mengendalikan dan mengarahkan segenap kegiatan
ekonomi termasuk melarang masuknya seseorang yang memiliki keterampilan
atau mata pencarian satu ke mata pencaharian lainnya.
- Sistem
kapitalisme, yaitu reaksi dan sistem merkantilisme. Sistem kapitalisme
memberikan kebebasan pada pemilik modal untuk mengembangkan usahanya dan
mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Dewasa ini, kapitalisme modern
menganut prinsip-prinsip pemupukan modal, penciptaan usaha, dan
ekspansionisme, misalnya Amerika Serikat.
- Sistem
komunisme, yaitu suatu paham yang dianut oleh masyarakat yang menempatkan
partai tunggal atau diktator sebagai wakil rakyat yang memerintah atas
nama rakyat. Segenap koordinasi ekonomi termasuk tingkat harga, tingkat
gaji, dan jenis barang yang diproduksi ditentukan oleh negara atau partai
yang berkuasa. Pertanian dikelola secara kolektif dan sistem ekonomi serta
tidak memberi peluang adanya persaingan bebas, misalnya di Kuba dan Korea
Utara.
- Sistem
sosialisme, yaitu sistem yang bertujuan merombak masarakat ke arab
persamaan hak dan pembatasan hak milik pribadi untuk menciptakan
kesejahteraan masyarakat. Paham ini muncul sebagai reaksi atas adanya
ketidakpuasan dan ketimpangan pemilikan modal serta ketidakadilan sebagai
akibat perkembangan industrialisasi dan kapitalisme.
Tujuan dan fungsi
lembaga ekonomi
Secara
umum, yang hendak dicapai lembaga ekonomi adalah terpenuhinya kebutuhan pokok
untuk kelangsungan hidup masyarakat. Pada prinsipnya, fungsi lembaga ekonomi
antara lain sebagai berikut.
- Memberi
pedoman untuk mendapatkan bahan pangan.
- Memberi
pedoman untuk melakukan pertukaran barang/barter.
- Memberi
pedoman tentang harga jual beli barang.
- Memberi
pedoman untuk menggunakan tenaga kerja.
- Memberi
pedoman tentang cara pengupahan.
- Memberi
pedoman tentang cara pemutusan hubungan kerja.
- Memberi
identitas din bagi masyarakat.
Struktur lembaga ekonomi
Secara
sederhana, lembaga ekonomi dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
- Sektor
agraris meliputi kegiatan pertanian, seperti sawah, perladangan,
perikanan, dan peternakan. Sektor agraris pada dasarnya dapat digolongkan
melalui tahap-tahap dan yang sederhana, transisi, dan modern sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakatnya.
- Sektor
industri ditandai dengan kegiatan produksi barang. Sektor ini membutuhkan
lembaga ekonomi yang semakin kompleks bagaikan rangkaian bagian-bagian
yang saling berhubungan dan saling bergantung dalam satu sistem sehingga
tatanan ekonomi berkeinbang, seperti cara rekruitmen atau pengambilan
tenaga kerja, cara pengupahan, produksi masal, efektivitas, serta
efesiensi kerja dan pengelolaannya.
- Sektor
perdagangan merupakan aktifitas penyaluran barang dan produsen ke
konsumen. Sektor ini mengembangkan tatanan sosial untuk menjalin hubungan
antara pembeli dan penjual. Di sektor ini, diatur cara memperoleh
keuntungan, cara pembelian baik secara kontan maupun kredit, dan memupuk
semangat kewiraswastaan, seperti sifat hemat, ulet, tekun, jujur, dan pantang
menyerah.
Unsur-unsur lembaga
ekonomi
Ada
beberapa unsur yang termasuk dalam lembaga ekonomi.
Pola
perilaku : efisiensi, penghematan, profesional, mencari keuntungan
Budaya
simbolis : merek dagang, hak paten, slogan, lagu komersial
Budaya
manfaat : toko, pabrik, pasar, kantor, blanko, formulir
Kode
spesialisasi : kontrak, lisensi, hak monopoli, akte perusahaan
Ideologi
: liberalisme, tanggung jawab, manajerial, kebebasan berusaha, hak buruh
Keluarga
Cemara
18,033
views
Share
Musik/Lagu
: Arswendo Atmowiloto
Syair : Arswendo Atmowiloto
Arrangement : Aloysia Nataya Devi
Harta
yang paling berharga adalah keluarga
Istana yang paling indah adalah keluarga
Puisi
yang paling bermakna adalah keluarga
Mutiara tiada tara adalah keluarga
Selamat
pagi ayah, selamat pagi ibu
Mentari ini berseri indah
Terima kasih ayah, terima kasih ibu
Penuh hati berkata dari kami putra putri yang siap berbakti