Pages

Senin, 04 Agustus 2014

Bab III Lembaga Sosial


Materi Sosiologi kelas XII Sekolah Menengah Atas (SMA)
LEMBAGA SOSIAL

Standar Kompetensi   : Memahami lembaga sosial
Kompetensi Dasar      : Menjelaskan hakikat lembaga sosial
·         Mengklasifikasikan tipe-tipe lembaga sosial.
·         Mendeskripsikan peran dan fungsi lembaga sosial.                                                                        
Indikator Pencapaian Kompetensi      :
1.       Mendeskripsikan konsep lembaga social
2.       Menjelaskan proses pembentukan lembaga sosial
3.       Menganalisis pengaruh perubahan terhadap pembentukan lembaga sosial
4.       Mengidentifikasi karakteristik lembaga sosial di masyarakat
5.       Mendeskripsikan tipe dan hubungan antar lembaga sosial di masyarakat
6.       Menganalisis efisiensi dan efektifitas dari adanya hubungan antar lembaga sosial di masyarakat.
7.       Mendeskripsikan berbagai peran dan fungsi lembaga 
8.       sosial berdasarkan studi literatur dan studi lapangan
9.       Menguraikan adanya penyesuaian kembali terhadap peran dan fungsi lembaga sosial di masyarakat
10.   Mendeskripsikan berbagai kegiatan lembaga sosial dalam mewujudkan peran dan fungsinya di masyarakat
11.   Menganalisis eksistensi lembaga sosial dalam menghadapi berbagai perubahan lokal, nasional dan global
Alokasi Waktu        :  24  x 45 menit

A.   Tujuan Pembelajaran

Setelah proses pembelajaran, siswa diharapkan dapat:
½  memberi pengertian mengenai lembaga sosial
½  memahami proses pertumbuhan pranata sosial
½  mengerti fungsi, karakteristik, dan tipe lembaga sosial
½  mengetahui macam-macam lembaga sosial.
Karakter siswa yang diharapkan  : 
§  Toleransi,  Disiplin , Demokratis, Rasa Ingin tahu, Semangat kebangsaan,  Cinta Tanah Air , Cinta Damai, Peduli Lingkungan, Peduli social, Tanggung Jawab.
Kewirausahaan / Ekonomi Kreatif   : 
§  Kepemimpinan, Percaya diri, Berorientasi Tugas dan Hasil, Jujur, Ulet.

B.   Materi Pembelajaran

Dongeng Keluarga Kambing
Zaman dahulu kala di desa Padang Rumput yg hijau hiduplah ibu kambing dan 3 anaknya yg msh kecil.Karena alasan penting ibu kambing hrs meninggalkan anaknya.Dia akan mencari ayah kambing yg menghilang sejak 3 bulan yg lalu.Tadi pagi pak ayam menemukan liontin ayah kambing di tepi danau embun.Ibu kambing berharap dia dapat menemukan jejak lain disana.

Ibu kambing sebenarnya sgt khawatir meninggalkan anaknya.Apalagi sekarang desa terancam oleh serangan harimau.Ia takut anak-anaknya dimangsa harimau.Tp di sisi lain ia tak mungkin membawa anak-anaknya turut serta.Danau embun adalah tempat yg berbahaya dimana iblis nyi sanca kencana bertempat tinggal disana.Ia jg takut suaminya telah dimangsa nyi sanca.
''Selama ibu pergi kalian jgn pernah keluar rumah,mengerti''
Ketiga anaknya mengangguk.''sulung jaga adik2mu''
'baik bu''jawab sulung
Ibu kambing kemudian mengambil beberapa lembar daun jati muda dan menyerahkan ke anak-anaknya.
''makanlah daun ini jika kalian terancam''
Singkat kata pergilah sang ibu dg perasaan was-was.


***
Suatu hari kekhawatiran ibu kambing terbukti.Harimau menyambangi rumah mereka.Ketiga anak kambing ketakutan.



***
Ibu kambing meninggalkan desa padang rumput.Tak terasa dia telah berjalan sangat jauh.Akan tetapi danau embun belum terlihat juga.Jangankan danau embun bukit kayu duripun belum ia jumpai.Konon danau embun berada di puncak bukit kayu duri.
Di tengah perjalanan ia bertemu dengan kakek menjangan.
''mau kemana kau?'' tanya kakek menjangan.
'' saya mau ke danau embun,kek'' jawab ibu kambing dg nafas tersengal-sengal.
Kakek menjangan terkejut.
'' untuk apa kau kesitu.urungkan saja niatmu.danau embun tempat berbahaya.Kau pasti sudah tahu itu''
'' saya mencari suami saya.Kemungkinan dia berada disana''
''Kalaupun iya dia pasti telah tewas''
Ibu kambing terlihat sedih.Matanya berkaca-kaca.
''Pulanglah.Lagipula darimana kau tahu suamimu ada disana sdkan tak pernah satupun yg selamat dari danau embun.Pastilah yg memberitahumu telah membohongimu''
Ibu kambing terkejut.Bagaimana mungkin pak ayam bisa selamat.Untk apa dia ada di danau embun lalu kenapa tak ada segores luka di tubuhnya.Bukankah danau embun ada di puncak bukit kayu duri.
''Maaf kek aku harus segera pulang''
Ibu kambing memacu langkahnya dg sekuat tenaga.Ia ingin cepat sampai rumah,kemudian mencari pak ayam.
Dg nafas tersengal-tersengal sampailah ia ke desa.Naas bg ibu kambing.Sesampainya di rumah,ia menemukan kondisi rumahnya yg kacau berantakan.Anak-anaknya pun tak ada.
Ibu kambing meratap pilu.Tangisnya pecah tak terbendung.
''Apa yg terjadi dg kalian''
Sumber : http://wargakampungwr04.blogspot.com/2011/04/dongeng-keluarga-kambing.html
***
Istilah lain lembaga sosial adalah  social institution. Namun juga terdapat pengertian yang mempersepsikan lembaga sosial sama dengan pranata sosial. Oleh karena itu, dalam ilmu sosial antara lembaga sosial dengan pranata sosial mempunyai kesamaan arti. Berikut ini pengertian lembaga sosial dari beberapa ahli :


a.  Mac Iver
Lembaga sosial sebagai tata cara atau prosedur yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antarmanusia dalam suatu kelompok masyarakat.
b.  Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi
Lembaga sosial adalah semua norma dari segala tingkat yang berhubungan dengan suatu ketentuan pokok dalam kehidupan masyarakat.
c.  Soerjono Soekanto
Lembaga sosial adalah himpunan himpunan norma-norma yang berhubungan dengan kebutuhan pokok dalam masyarakat.
Fungsi Lembaga Sosial
Lembaga sosial mempunyai beberapa fungsi sesuai dengan bidangnya masing-masing. Fungsi tersebut antara lain :
Memberikan pedoman kepada anggota masyarakat tentang sikap dalam menghadapi   masalah di masyarakat, terutama yang menyangkut kebutuhan pokok.:
ü  Menjaga keutuhan dari masyarakat yang bersangkutan.
ü  Memberi pegangan kepada anggota masyarakat untuk mengadakan pengawasan   terhadap tingkah laku para anggota.
Syarat-syarat Lembaga Sosial
Syarat-syarat terbentuknya lembaga sosial antara lain :
1.    Merupakan suatu tata kelakuan yang baku, yang bisa berupa norma-norma dan adat istiadat yang   hidup dalam masyarakat.
2.    Merupakan  kelompok-kelompok manusia yang menjalankan aktivitas bersama dan saling berhubungan
3.    Sebagai sentral aktivitas yang mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan tertentu, yang didasari dan dipahami oleh kelompok-kelompok yang bersangkutan.
  1. Mempunyai perlengkapan dan peralatan.
  2. Merupakan sistem aktivitas manusia dalam kurun waktu tertentu.
TIPE-TIPE LEMBAGA SOSIAL
Gillin and Gillin menjelaskan ada beberapa tipe lembaga sosial berdasar masing-masing sudut pandang :
1.  Berdasar pada perkembangan di masyarakat   :
a.  Cresive institution yaitu lembaga sosial tumbuh di masyarakat tanpa ada kesengajaan. Contoh : lembaga hak milik, perkawinan, agama dan lain-lain.
b.  Enacted institutions, yaitu lembaga sosial yang sengaja dibentuk masyarakat untuk mencapai tujuan tertentu. Contoh Bank, Sekolah, lembaga perdagangan, partai politik dll.
2. Berdasar pada sistem nilai yang diterima masyarakat :
a. Basic institutions yaitu  lembaga sosial yang bertujuan untuk memelihara dan   mempertahankan tata tertib dalam masyarakat. Contoh : keluarga, negara, dll
b. Subsidiary institution yaitu lembaga sosial yang berkaitan dengan hal-hal yang  dianggap kurang penting oleh masyarakat. Contoh : rekreasi,mentraktir teman pada saat ulang tahun  dll
3. Berdasar respon masyarakat :
a. Approved atau sanctioned intitutions yaitu lembaga sosial yang keberadaannya  diterima masyarakat. Contoh : sekolah, perusahaan dagang, dan lain-lain.
b. Unsanctioned institutions yaitu lembaga sosial yang keberadaanya  ditolak oleh masyarakat. Contoh: kelompok penjahat, kelompok pemeras,kelompok penjudi dll
4. Berdasar penyebarannya :
  1. General isntitutions yaitu  lembaga sosial yang dikenal oleh sebagian besar masyarakat  dunia. Misalnya lembaga agama.
  2. Restricted institutions yaitu lembaga sosial yang dikenal oleh masyarakat tertentu saja.  Misalnya : lembaga agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dll.
5. Berdasar fungsi :
a.      Operative instituions merupakan lembaga sosial yang berfungsi menghimpun pola-pola atau tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan dari masyarakat yang bersangkutan. Contoh : lembaga industri.
b.      Regulative institutions merupakan lembaga sosial yang bertujuan mengawasi tata kelakuan yang ada dalam masyarakat. Contoh : kejaksaan, pengadilan dan lain-lain.
C. Karakteristik Lembaga Sosial
Lembaga sosial memiliki karakteristik atau ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan suatu sistem norma yang bukan sebuah lembaga sosial. Karakteristik atau ciri tersebut adalah sebagai berikut.
  1. Memiliki simbol sendiri. Setiap lembaga sosial memiliki simbol tersendiri yang digunakan untuk menandai suatu kekhasan atau memberi ciri khusus dari setiap lembaga. Dengan demikian, lembaga sosial tersebut dapat memberi identitas tertentu bagi anggota masyarakat yang terlibat di dalamnya.
Contoh :
·      Dalam lembaga hukum, terdapat simbol seorang wanita memagang timbangan dan pedang dengan mata tertutup.
·      Dalam lembaga keluarga terdapat simbol cincin kawin.
·      Dalam lembaga politik terdapat simbol bendera.
2.    Memiliki tata tertib dan tradisi. Lembaga sosial memiliki tata tertib dan tradisi yang tertulis maupun tidak tertulis yang dijadikan panutan bagi pengikutnya.
Contoh :
·      Dalam lembaga keluarga, terdapat aturan tentang bagaimana menghormati orang yang lebih tua dan melindungi orang yang lebih muda.
·      Dalam lembaga kepolisian, terdapat aturan bagaimana menciptakan ketertiban dan keamanan masyarakat.
3.    Usianya lebih lama. Pada umumnya usia lembaga sosial lebih lama dibandingkan dengan usia orang. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya lembaga sosial yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Contoh :
·      Dalam lembaga keluarga, sistem pertunangan atau pewarisan sudah ada sejak jaman dahulu hingga sekarang masih dianut oleh masyarakat.
4.    Memiliki alat kelengkapan. Lembaga sosial memiliki alat kelengkapan tertentu yang digunakan untuk mewujudkan tujuan lembaga tersebut.
Contoh :
·         Bajak dalam lembaga ekonomi digunakan untuk membajak sawah agar siap ditanami.
·         Buku dalam lembaga pendidikan merupakan alat untuk mencapai tujuan proses belajar mengajar.
5.    Memiliki ideologi. Lembaga sosial memiliki ideologi sendiri. Ideologi atau sistem gagasan mendasar ini dimiliki secara bersama dan dianggap ideal bagi para pendukung lembaga.
  1. Memiliki tingkat kekebalan atau daya tahan. Lembaga yang sudah terbentuk tidak akan lenyap begitu saja.
Contoh :
·      Lembaga pendidikan memiliki kurikulum yang mengatur kegiatan belajar mengajar agar tujuan belajar dapat diwujudkan.
·      Adat istiadat dalam lembaga sosial dijadikan pedoman perilaku dalam kehidupan masyarakat.
D. Jenis-jenis Lembaga Sosial
1. Lembaga keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil masyarakat yang terbentuk melalui proses perkawinan. Sebagai unit terkecil, maka keluarga menjadi lembaga sosial pembentuk keperibadian individu yang pertama dan utama.
Dilihat dari bentuknya keluarga dibedakan menjadi dua yaitu  keluarga inti (nuclear family ) dan extended family atau keluarga meluas. Keluraga inti adalah keluarga yang terdiri dari ayah,ibu dan anak-anak yang belum menikah. Sedangkan keluarga luas adalah keluarga yang terdiri dari ikatan keluarga dalam satu keturunan. Anggota kelurga luas meliputi kakek,nenek,ipar,paman,anak,cucu dst.
Setiap keluarga pada masing-masing masyarakat mempunyai pola menetap setelah menikah berbeda-beda. Pada umumnya pola menetap setelah menikah dibagi menjadi tiga :
a.   Patrilokal ( virilokal ) yaitu pola menetap pasangan suami istri yang berada di keluarga suami
b.   Matrilokal ( otrolokal ) yaitu pola menetap setelah menikah yang dilakukan   suami istri yang berada di keluarga istri.
c.   Neolokal yaitu pasangan suami istri menetap di tempat yang baru
Keluarga juga mempunyai perbedaan cara perkawinan maupun pola kekerabatan. Cara perkawinan ada  endogami dan eksogami. Perkawinan endogami adalah perkawinan laki dan perempuan yang sama-sama berasal dari satu alur kekerabatan. Jika pada masyarakat feodal maupun kasta, perkawinan endogami terjadi antar sesama kelas sosialnya.  Sedang perkawinan eksogami adalah perkawinan laki dan perempuan yang berasal dari luar alur kekerabatan maupun luar kelas sosialnya.
Sedangkan sistem kekerabatan yang dianut oleh masing-masing keluarga dalam suatu masyarakat juga berbeda-beda. Pada umumnya sistem kekerabatan dibagi menjadi tiga yaitu :
a.   Bilateral yaitu sistem kekerabatan yang menarik garis keturunan dari fihak ayah dan ibu. Konsep ini dilakukan oleh masyarakat Jawa dan Sunda.
b.   Unilateral yaitu sistem kekerabatan yang hanya menghitung garis kekerabatan dari satu fihak. Unilateral dibagi menjadi :
1.    Matrilineal yaitu sistem kekerabatan yang menarik garis keturunan dari fihak  ibu. Masyarakat yang menerapkan sistem ini adalah Minangkabau.
2.            Patrilineal yaitu sistem kekerabatan yang menarik garis keturunan dari fihak ayah. Sistem ini dipraktekkan masyarakat  Batak,Bali, Asmat,Dani dll
Fungsi lembaga keluarga
Sebelum kita bahas tentang fungsi keluarga, akan dibahas terlebih dahulu tentang pengrtian keluarga dan ciri-ciri keluarga. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri atas ayah, ibu dan anak-anak. Menurut Hunt dan Horton, keluarga adalah suatu kelompok kekerabatan yang menyelenggarakan pemeliharaan anak dan kebutuhan manusiawi tertentu lainnya. Berdasar uraian tersebut ciri-ciri keluarga dapat diuaraikan sebagai berikut :


a.    Terjadinya hubungan pasangan diantara dua jenis.
b.    Terbentuk kerena diikat melalui perkawinan yang dapat mengukuhkan keluarga tersebut. 
c.    Adanya pengakuan yang resmi dari anak-anak keturunannya.
d.    Kehidupan ekonomi diselenggarakan bersama.
e.    Adanya bentuk kehidupan rumah tangga.
Selanjutnya kita jelaskan tentang fungsi keluarga dalam posisinya sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat. Dalam persepsi Sosiologi keluarga mempunyai beberapa fungsi :
a. Afeksi ( kasih sayang )
b. Reproduksi ( regenerasi )
c. Edukatif ( pendidikan )
d. Proteksi ( perlindungan )
e. Ekonomi ( sandang,pangan dan papan )
f.  Relegi ( penanaman nilai-nilai agama )
Unsur Lembaga keluarga
Lembaga keluarga sebagai suatu sistem sosial memiliki beberapa unsur atau elemen yang tiap unsumya memiliki fungsi yang mendukung tercapainya tujuan keluarga. Setiap keluarga memiliki unsur-unsur yang sama. Namun, bentuk dan perwujudannya berbeda sesuai dengan situasi dan kondisi keluarganya. Unsur-unsur keluarga yang umum berlaku di masyarakat adalah sebagai berikut.
  1. Pola perilaku         : afeksi, kesetiaan, tanggung jawab, rasa hormat, kepatuhan
  2. Budaya simbolis   : mas kawin, cincin kawin, busana pengantin, upacara
  3. Budaya manfaat    : rumah, apartemen, dan rumah tangga, kendaraan
  4. Kode spesialisasi : izin kawin, kehendak, keturunan, hukum perkawinan
  5. Idiologi                   : cinta, kasih sayang, keterbukaan, familisme, individualisme
Lembar Tugas :
  1. Bentuklah kelas anda menjadi 5 kelompk !
  2. Carilah kliping yang menguraikan tentang peran keluarga sebagai agen sosialisasi anggota keluarga !
  3. Berikan tanggapan masing dari uraian kliping yang anda cermati !
  4. Diskusikan di dalam kelas tentang materi yang anda bahas !
2. Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan dalam pembahasan ini adalah lembaga pendidikan formal yaitu sekolah. Sekolah merupakan tempat siswa belajar dan guru mengajar. Dengan kata lain sekolah berfungsi sebagai sarana pewarisan budaya kepada para siswa. Dengan kata lain lembaga pendidikan merupakan wadah pengembangan pengetahuan. Kelahoran dan perkembangan lembaga pendidikan tentu terkait dengan perkembangan peradaban masyarakat yang telah mengarah pada spesisalisasi ketrampilan dan pengetahuan yang bersifat formal.
Kebutuhan akan intensitas (kedalaman) pengetahuan atau pendidikan pada tiap masyarakat tentu berbeda. Pada masyarakat sederhana, segala pengetahuan dan keterampilan seseorang cukup didapat atau diperoleh dan keluarga atau kerabatnya. Umumnya, pengetahuan yang mereka peroleh adalah pengetahuan yang berhubungan dengan cara mereka memenuhi kebutuhannya, seperti cara berburu dan mengolah binatang basil buruan, serta cara mengolah ladang. Namun, sejalan dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia bertambah pula. Dikenalnya pembagian kerja yang menuntut keahlian tertentu dalam berbagai proses produksi mendorong masyarakat untuk memperdalam pengetahuannya. Kemudian, dibentuklah lembaga pendidikan formal sebagai pelengkap lembaga pendidikan informal (keluarga).
Pendidikan formal, seperti sekolah, menawarkan pendidikan yang berjenjang dan tingkat dasar sampai jenjang pendidikan tinggi. baik yang bersifat umum maupun khusus, seperti sekolah agama dan sekolah luar biasa. Di samping adanya pendidikan formal, masyarakat juga mengenal dan membentuk pendidikan non-formal, seperti kursus-kursus keterampilan, kursus bahasa, dan kursus komputer.
Fungsi lembaga pendidikan
Horton dan Hunt menjelaskan ada dua fungsi lembaga pendidikan.
1. Fungsi manifes (nyata ) meliputi :
a. Mempersiapkan anggota mayarakat untuk mencari nafkah
b. Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan kepentingan masyarakat
c.  Melestarikan kebudayaan
d.  Menanamkan ketreampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi
Selain fungsi manifes tersebut, peran lembaga pendidikan dalam proses pewarisan    budaya dapat diuraikan sebagai berikut :
1.  Mengembangkan kekuatan penalaran ( the power of reasoning )
2.  Mempertinggi budi pekerti
3.  Memperkuat kepribadian
4.  Mempertebal semangat kebangsaan
5.  Menumbuhkan manusia pembangunan
Berdasar uraian fungsi tersebut jelaslah kiranya bahwa lembaga pendidikan memegang peranan penting dalam membangun sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam pembangunan peradaban masyarakat dan bangsa.

2. Fungsi laten
Lembaga pendidikan selain mempunyai fungsi manifes juga mempunyai fungsi laten sebagai berikut :
1.  Mengurangi pengendalian orang tua. Sebab melalui lembaga pendidikan masalah pendidikan orang tua juga menyerahkan kepada lembaga pendidikan.
2. Menyediakan sarana pembangkangan. Sebab melalui lembaga pendidikan, siswa memperoleh banyak unsur-unsur budaya. Hal tersebut berdampak pada lahirnya sikap menentang  terhadap orang tua karena perbedaan sudut pandang terhadap fenomena sosial dan budaya.
3.  Mempertahankan sistem kelas sosial. Sebab melalui lembaga pendidikan siswa dipersiapkan untuk memperoleh status sosial yang lebih baik.
4.  Memperpanjang masa remaja. Sebab melalui lemabaga pendidikan seseorang dituntut menyelesaikan tugas studi sampai waktu yang ditentukan. Sehingga masa remajanya diperpanjang melalui lemabaga pendidikan.
Fungsi Lembaga Pendidikan
Fungsi lembaga pendidikan antara lain :
1. Perantara dalam proses pewarisan kebudayaan.
2. Tempat melakukan penelitian.
3. Menyiapkan seseorang dalam peranan sosial yang dikehendaki.
4.  Membantu penyesuaian diri dan mengembangkan hubungan sosial.
5.  Menyajikan landasan penilaian dan pemahaman status.
Unsur-unsur lembaga pendidikan
Seperti halnya lembaga agama, lembaga pendidikan juga memiliki unsur-unsur berikut.
Pola perilaku               : cinta pengetahuan, kehadiran, meneliti, semangat belajar
Budaya simbolis         : seragam sekolah, maskot, lagu-lagu sekolah, logo
Budaya manfaat          : kelas, perpustakaan, buku, laboratorium, lapangan
Kode spesialisasi        : akreditasi, tata tertib, kurikulum, tingkatan/strata
Ideologi                        : keberhasilan akademis, pendidikan progresif, inovatif,
klasikisme.
3.Lembaga Politik
Setiap masyarakat, baik itu masyarakat kecil seperti keluarga, suku, hingga ke sebuah negara, membutuhkan orang-orang yang bertugas mengatur hubungan antar warga agar selaras. Seperti ayah dalam keluarga, kepala adat atau kakak tertua dalam sebuah suku, atau presiden dalam sebuah negara. Kepada mereka diberikan kekuasaan atau kewenangan untuk mengatur sekaligus memberi sanksi terhadap tindakan anggotanya yang menyimpang.
Selain memiliki hak, mereka pun diberi kewajiban untuk menyejahterakan anggotanya. Pemerintah, inisalnya, mempunyai kewajiban untuk mendistribusikan kekayaan negara kepada setiap warga secara adil sehingga tercapai kemakmuran yang merata. Hal itu dapat dilakukan dengan menyediakan lapangan pekerjaan atau menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif (aman dan nyaman) bagi tumbuhnya perekonomian negara.
Keseluruhan tata nilai dan norma yang berkaitan dengan kekuasaan tersebut kita namakan lembaga politik. Lembaga politik berkaitan dengan masalah-masalah bentuk negara, bentuk pemerintahan, dan bentuk kekuasaan.
Bentuk negara
Umumnya, kita mengenal dua bentuk negara, yakni negara kesatuan dan negara federasi atau serikat.
  1. Negara kesatuan memiliki cini-cini, antara lain hanya ada satu pemerintahan, satu parlemen, satu lembaga peradilan, dan satu konstitusi, inisalnva negara Indonesia, Filipina, Afrika Selatan, dan Rusia.
  2. Negara federasi atau serikat memiliki ciri-ciri antara lain terdapat negara di dalam negara atau sering disebut negara bagian. Negara bagian ini biasanya lebih dan satu dan memiliki wewenang membuat undang-undang yang berlaku untuk wilayahnva masing-masing. Demikian pula dalam hal peradilan, tiap negara bagian memiliki peradilannya sendiri dengan aturan hukum tersendiri pula. Namun pada negara federasi tetap ada konstitusi ‘ang mengikat seluruh negara hagian. Konstitusi ito disebut konstitusi senikat. Pemenintahan fedenasi (pusat) memiliki wewenang dalam hal politik loan negeri, moneter, dan keamanan negara. Contoh negara fedenasi atau senikat adaiah Jerman. Amerika Senikat, dan Australia.
Lembaga sosial politik merupakan suatu sistem norma yang berisi peraturan-peraturan mengenai penyelenggaraan kekuasaan dan menyangkut tentang siapa, akapan, dan bagaimana memperoleh kekuasaan.
Bentuk pemerintahan
Ada tiga macam bentuk pemerintahan yang dikenal saat ini, yakni republik, monarki, dan kekaisaran.
  1. Republik adalah bentuk pemerintahan yang dipimpin seorang presiden. Presiden adalah pemegang kekuasaan eksekutif. Presiden dipimpin oleh parlemen secara berkala. Kekuasaan legislatif dipegang oleh parlemen. Kekuasaan yudikatif dipegang oleh lembaga peradilan (mahkamah agung). Saat ini, bentuk republik memiliki beberapa variasi, seperti republik monarki dan republik parlementer.
  2. Monarki adalah bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh seorang raja atau ratu. Jabatan raja atau ratu diperoleh berdasarkan keturunan dan berlaku seumur hidup. Contoh negara berbentuk monarki adalah Inggris, Belanda, dan Brunei Darusalam. Bentuk pemerintahan monarki memiliki beberapa variasi, yakni monarki absolut (raja memiliki kekuasaan mutlak) dan monarki parlementer (kekuasaan dipegang parlemen dan dijalankan oleh sebuah kabinet).
  3. Kekaisaran adalah adalah bentuk pemerintah dengan kepala negara seorang kaisan. Seperti halnya raja, jabatan kaisan juga diperoleh secara turun temurun. Contoh negara kekaisaran saat ini adalah Jepang.
Kekuasaan dapat diperoleh melalui cara-cara berikut.
  1. Kewibawaan lahiriah yang dimiliki seseorang sejak dilahirkan (kekuasaan kharismatik). Contohnya, seorang ulama yang hanya dengan mengangkat tangan dapat menenangkan banyak orang.
  2. Tradisi atau keturunan. Contohnya, putra raja secara otomatis akan menggantikan sang raja di kemudian hari.
  3. Pemberian secara formal (legal-rasional). Contohnya, presiden yang dipilih oleh rakyat melalu Pemilu.
Di masyarakat, kita mengenal orang-orang atau lembaga yang memiliki kekuasaan, seperti presiden, bupati, lurah, ketua RT, ketua adat, MPR, dan lembaga adat. Orang atau lembaga tersebut memiliki kekuasaan untuk mengatur warga masyarakat agar bertindak atau berperilaku sesuai norma yang berlaku. Kekuasaan tersebut mendorong pola ketaatan para anggota masyarakat.
Hilangnya pola ketaatan terhadap kekuasaan dapat terjadi karena alasan-alasan berikut.
  1. Masyarakat menyadari bahwa mereka yang berkuasa hanyalah manusia biasa. Alasan ini merupakan reaksi terhadap anggapan bahwa pemimpin atau orang yang berkuasa adalah titisan dewa atau setidaknya memiliki kekuasaan dan roh atau dewa.
  2. Masyarakat menganggap mereka tidak diikutkan dalam setiap pengambilan keputusan. Hal ini merupakan reaksi terhadap anggapan bahwa manusia bawahan ditakdirkan untuk menerima dan tunduk pada manusia yang berkuasa.
Titik rawan yang menimbulkan krisis kepercayaan atau krisis ketaatan terhadap kekuasaan mulai timbul pada saat bawahan menyadari dirinya sebagai manusia dewasa, berdaulat, dan menghendaki agar diatur secara mendalam dengan mekanisme pimpinan yang sesuai dengan tuntutan zaman. Di samping itu, otoritas (pemerintah) juga tidak mampu mengubah dan menyesuaikan struktur kekuasaan feodal yang sudah mapan dengan tuntutan cita-cita demokrasi modern, seperti pemerintahan yang bersih, tercapainya keadilan, dan tersalurnya aspirasi warga. Dengan bertemunya dua titik rawan ini, terjadilah krisis kewibawaan dan ketaatan. Cara yang dapat dipakai untuk mengatasi krisis kewibawaan adalah sebagai berikut.
  1. Mengubah prinsip sentralisasi kekuasaan ke dalam prinsip desentralisasi. Kesejahteraan rakyat yang semakin meningkat dan semakin merata hanya bisa dicapai jika setiap propinsi di seluruh kawasan negara ikut mengambil prakarsa dan ikut bertanggung jawab atas tugas dan wewenang yang menjadi bagiannya. Setiap golongan dan partai politik memiliki kewenangan dan pertanggungjawaban atas kepentingan serta usaha yang dilakukan demi kepentingan nasional. Untuk itu, langkah yang penting adalah meninjau kembali secara obyektif struktur kekuasaan yang ada. Kekuasaan yang bersifat sentralistis yang masih berorientasi ke pusat sebaiknya ditinggalkan dan ditransformasikan (diubah) kepada prinsip desentralisasi kekuasaan (kekuasaan yang tidak terpusat).
  2. Prinsip-prinsip menghindari disintegrasi. Setiap daerah harus diberi tanggung jawab sendiri dan tidak didikte oleh pihak pusat. Hal ini berkaitan dengan kemampuan daerah dalam rangka mengelola pembangunan di daerah. Bantuan dan pusat hanya diberikan selama daerah belum mampu berjalan sendiri. Rasa kesatuan tetap dibina karena dalam suasana itu masing-masing daerah merasa sebagai bagian integral (yang menyatu) dan keseluruhan bangsa dan negara.
  3. Koordinasi terpadu dan pimpinan yang berwenang. Dalam krisis kewibawaan, harus diingat bahwa krisis lembaga atau hukum adalah krisis ketaatan kepada atasan. ini berarti bahwa kehendak yang berkuasa yang dimanifestasikan dalam peraturan-peraturan hukum tidak dihiraukan lagi. Hal ini pula berarti bahwa lingkungan dan lembaga hukum sudah runtuh.
  4. Tidak mengulang-ulang cara lama. Hal itu tidak akan menghasilkan sesuatu yang baik. Misainva, dengan cara menghancurkan lawan yang menentang kekuasaan, memitoskan individu atau kelompok yang berkuasa, dan memperketat sistem birokrasi yang pada hakikatnya sama dengan sentralisasi kekuasaan.
Bentuk kekuasaan pada sebuah negara sangat berkaitan dengan bentuk pemerintahannya. Pada monarki absolut, bentuk kekuasaannya tersentralisasi, dipegang oleh satu orang. Pada negara republik dan monarki parlemen, bentuk kekuasaannya terbagi (terdesentralisasi) ke beberapa lembaga, seperti lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
Fungsi lembaga politik
Fungsi lembaga politik adalah sebagai berikut.
  1. Memelihara ketertiban di dalam (internal order).
Artinya, lembaga politik memelihara ketertiban di dalam masyarakat dengan wewenang yang dimilikinya, baik menggunakan cara persuasif maupun paksaan fisik. Lembaga politik bertindak sebagai pemaksa hukum; menyelesaikan konflik yang terjadi di antara anggota masyarakat secara adil sehingga anggota masyarakat dapat hidup dengan tenteram.
2.    Menjaga keamanan di luar (external security).
Artinya, lembaga politik dengan menggunakan alat-alat yang dimilikinya berusaha mempertahankan negara dan ancaman atau serangan yang datang dan negara lain baik melalui jalan diplomasi ataupun dengan perang.
3.    Mengusahakan kesejahteraan umum (general welfare).
Artinya, lembaga politik merencanakan dan melaksanakan pelayanan-pelayanan sosial serta mengusahakan kebutuhan pokok masyarakat. Di antaranya adalah pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan, energi, dan komunikasi, termasuk distribusinya.

4.    Mengatur proses politik.
Artinya, lembaga politik mengatur proses persaingan untuk meiriperoleh kekuasaan agar tidak mengancam keutuhan masyarakat (bangsa dan negara).
Dalam pelaksanaan fungsi formal lembaga politik sebagai berikut : a.Menginstruksikan norma lewat peraturan perundang-undangan.
b. Melaksanakan undang-undang yang telah disetujui.
c.Menyelesaikan konflik yang terjadi.
d.Menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat.
e.Melindungi warga negara dan seluruh tumpah darah Indonesia.

Unsur-unsur lembaga politik
Lembaga politik memiliki unsur-unsur sebagai berikut.
Pola perilaku               : loyalitas, kepatuhan, subordinasi, kerja sama, konsensus
Budaya simbolis         : bendera, materai, maskot, lagu kebangsaan
Budaya manfaat          : gedung, persenjataan, pekerjaan pemerintah, blanko, dan
formulir
Kode spesialisasi        : program, konstitusi, traktat, hukum
Idiologi                        : nasionalisme, hak rakyat, demokrasi, republik/monarki


5.Lembaga Agama
Lembaga agama adalah  sistem yang mengatur masyarakat yang mempunyai keyakinan dengan praktik keagamaan yang berhubungan dengan sang maha pencipta.
Menurut Durkheim (1966), melalui komunikasi dengan Tuhan, orang yang beriman bukan hanya mengetahui kebenaran yang tidak diketahui orang yang tidak percaya (atheis), tetapi juga orang yang lebih kuat. Menurutnya, fungsi agama adalah untuk Menggerakkan dan membantu kita untuk hidup. Dan segi makro, agama dapat menjalankan fungsi positif karena memenuhi keperluan masyarakat untuk secara berkala menegakkan dan emperkuat perasaan dan ide kolektif yang menjadi ciri dan inti persatuan dan persamaan umat dipupuk dan dibina.
Ada sosiolog yang mengemukakan bahwa agama sebagai institusi mempunyai kelemahan pula. Misalnya, munculnya pertentangan atau konflik sebagai akibat sikap fanatik antarumat yang berbeda agama. Namun, apabila kita amati lebih dalam, konflik antarumat beragama tidak semata-mata karena faktor agama, tetapi banyak dipengaruhi faktor kepentingan di luar agama, seperti kepentingan politik dan ekonomi.
Secara rinci, agama berfungsi sebagai berikut.
  1. Sumber pedoman hidup bagi individu maupun kelompok.
  2. Mengatur tata cara hubungan manusia dengan manusia dan manusia dengan Tuhannya.
  3. Merupakan tuntunan tentang prinsip benar atau salah untuk menghindari perilaku menyimpang, seperti membunuh, memperkosa, berzina, dan berjudi.
  4. Pedoman untuk mengungkapkan rasa kebersamaan yang mewajibkan untuk selalu berbuat baik dengan sesamanya dan lingkungan hidupnya.
  5. Pedoman perasaan keyakinan (confidence). Siapa pun yang selalu berbuat baik akan mendapat pahala dan Tuhannya.
  6. Pedoman keberadaan (existence). Keberadaan alam semesta dengan segala isinya termasuk di dalamnya manusia harus disikapi dengan rasa syukur dan ikhlas.
  7. Pengungkapan keindahan (estetika). Manusia yang suka akan keindahan dapat mengekspresikan rasa estetikanya dengan membangun rumah ibadah dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kepercayaan agama yang dianutnya.
  8. Pedoman rekreasi dan hiburan. Untuk mencari ketenangan dan kesegaran jiwa, manusia dapat menjalankan ritual agama seperti sholat, yoga, dan meditasi.
  9. Memberikan identitas kepada manusia sebagai bagian dan suatu agama, misalnya sebagai umat Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dan Khong Hu Chu.
Unsur lembaga agama
Menurut Light, Keller dan Callhoun (1989) unsur-unsur dasar agama adalah sebagai berikut.
  1. Kepercayaan adalah suatu prinsip yang dianggap benar dan tanpa ada keraguan lagi. Seperti kepercayaan monotheisme yang percaya bahwa Tuhan itu satu atau percaya pada reinkarnasi bagi umat agama-agama Timur, seperti Hindu dan Buddha.
  2. Praktik keagamaan, seperti berdoa, bersembavang, berpuasa, dan sedekah. Praktik keagamaan berbeda dengan ritual keagamaan karena ritual keagamaan menyangkut hubungan manusia dengan Tuhannya secara vertikal. Praktik keagamaan meliputi hubungan vertikal dan hubungan horizontal, yaitu hubungan antarmanusia sesuai dengan ajaran agama.
  3. Simbol keagamaan dapat memberi tanda atau identitas agama yang dianut umatnya. Misalnya, model atau corak pakaian orang Islam dan bentuk bangunan rumah ibadat umat Hindu (pura, candi).
  4. Umat adalah penganut masing-masing agama. Sekarang ini, banyak wadah atau organisasi yang menampung umat beragama dalam rangka melaksanakan praktik agamanya, seperti Majelis dll.
  5. Pengalaman keagamaan. Pengalaman keagamaan setiap umat berbeda karena menyangkut masalah yang sulit dibuktikan dan diukur kadarnya. Pengalaman keagamaan bersifat individual. Seperti pengalaman spiritual tentang orang yang sakit parah yang oleh dokter sudah divonis meninggal, tetapi karena doa dan yang sakit maupun dan keluarganya, orang yang sakit dapat sembuh kembali.
Unsur-unsur agama tersebut merupakan elemen yang dimiliki setiap agama. Hanya corak dan perwujudannya saja yang berbeda.
Pada agama terdapat beberapa  unsur :
1.Kepercayaan agama.
2.Simbol agama.
3.Praktik agama.
4.Pemeluk agama.
5.Pengalaman keagamaan.
Fungsi lembaga agama antara lain :
1)      Sebagai dorongan untuk merumuskan identitas moral.
2)      Menafsirkan tentang eksistensi manusia.
3)      Meningkatkan kehidupan sosial dan mempererat kohesi sosial.
Fungsi manifes lembaga agama adalah :
1)      Doktrin adanya bentuk keyakinan yang menjabarkan hubungan manusia dengan Tuhan (vertikal) dan hubungan antar manusia (horizontal).
2)      Ritual adalah sekelompok aturan sebagai dasar pelaksanaan praktik keagamaan.
3)      Seperangkat norma perilaku yang konsisten dengan doktrin tersebut.
Fungsi laten lembaga agama antara lain :
1)      Menggerakkan manusia untuk hidup dan memberi dorongan/semangat hidup.
2)      Memenuhi kebutuhan masyarakat akan tegaknya dan kuatnya perasaan, ide-ide kolektif yang menjadi inti dan ciri persatuan.
5. Lembaga Ekonomi
Manusia memerlukan lembaga yang berfungsi mengatur pembagian kerja dalam kehidupannya, yaitu lembaga ekonomi. Menurut Kornblum (1988), penelitian terhadap institusi ekonomi difokuskan pada pokok bahasan pasar dan pembagian kerja, interaksi antara pemerintah dan institusi ekonomi, dan perubahan pada pekerjaan. Pembahasan ini akan meliputi ideologi ekonomi yang mempengaruhi perkembangan masyarakat, pekerjaan, dan institusi yang berkaitan dengan dunia usaha.
Perdagangan mulai lahir ketika orang mulai menginginkan hasil produksi orang lain. Lambat laun proses pertukaran memilih standar tertentu, diatur, dan diperkirakan sehigga akhirnya dianggap perlu dilembagakan. Lembaga ekonomi lahir pada saat orang mulai melakukan barter secara rutin, membagi-bagi tugas, dan mengakui adanya tuntutan seseorang terhadap orang lain. Pemeliharaan hewan ternak, adanya petani yang memerlukan tanah, pertumbuhan industri, proses pemasaran, dan sebagainya merupakan faktor penunjang perkembangan sistem ekonomi masyarakat.
Pola-pola politik ekonomi
Pola-pola politik ekonomi yang tercermin dalam sistem sosial adalah sebagai berikut.
  1. Sistem feodalisme, yaitu seperangkat lembaga politik dan ekonomi yang menempatkan pemilik tanah (raja) dan prajurit-prajurit yang menjaga keamanan sebagai pelindung warga, harta benda, dan hak penggunaan tanah. Sebaliknya, warga/petani memberi pelayanan dan kesetiaan berupa penyerahan sebagian besar hasil produksi pertaniannya kepada raja sehingga hanya sebagian kecil para petani penggarap mendapatkan hasilnya. Feodalisme menempatkan posisi petani penggarap dan kaum bangsawan secara diskriminatif. Sistem ini umumnya terjadi sebelum abad ke-20.
  2. Sistem merkantilisme, yaitu sistem perekonomian yang menempatkan negara bertanggung jawab untuk mengendalikan dan mengarahkan segenap kegiatan ekonomi termasuk melarang masuknya seseorang yang memiliki keterampilan atau mata pencarian satu ke mata pencaharian lainnya.
  3. Sistem kapitalisme, yaitu reaksi dan sistem merkantilisme. Sistem kapitalisme memberikan kebebasan pada pemilik modal untuk mengembangkan usahanya dan mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Dewasa ini, kapitalisme modern menganut prinsip-prinsip pemupukan modal, penciptaan usaha, dan ekspansionisme, misalnya Amerika Serikat.
  4. Sistem komunisme, yaitu suatu paham yang dianut oleh masyarakat yang menempatkan partai tunggal atau diktator sebagai wakil rakyat yang memerintah atas nama rakyat. Segenap koordinasi ekonomi termasuk tingkat harga, tingkat gaji, dan jenis barang yang diproduksi ditentukan oleh negara atau partai yang berkuasa. Pertanian dikelola secara kolektif dan sistem ekonomi serta tidak memberi peluang adanya persaingan bebas, misalnya di Kuba dan Korea Utara.
  5. Sistem sosialisme, yaitu sistem yang bertujuan merombak masarakat ke arab persamaan hak dan pembatasan hak milik pribadi untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat. Paham ini muncul sebagai reaksi atas adanya ketidakpuasan dan ketimpangan pemilikan modal serta ketidakadilan sebagai akibat perkembangan industrialisasi dan kapitalisme.
Tujuan dan fungsi lembaga ekonomi
Secara umum, yang hendak dicapai lembaga ekonomi adalah terpenuhinya kebutuhan pokok untuk kelangsungan hidup masyarakat. Pada prinsipnya, fungsi lembaga ekonomi antara lain sebagai berikut.

  1. Memberi pedoman untuk mendapatkan bahan pangan.
  2. Memberi pedoman untuk melakukan pertukaran barang/barter.
  3. Memberi pedoman tentang harga jual beli barang.
  4. Memberi pedoman untuk menggunakan tenaga kerja.
  5. Memberi pedoman tentang cara pengupahan.
  6. Memberi pedoman tentang cara pemutusan hubungan kerja.
  7. Memberi identitas din bagi masyarakat.
Struktur lembaga ekonomi
Secara sederhana, lembaga ekonomi dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
  1. Sektor agraris meliputi kegiatan pertanian, seperti sawah, perladangan, perikanan, dan peternakan. Sektor agraris pada dasarnya dapat digolongkan melalui tahap-tahap dan yang sederhana, transisi, dan modern sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakatnya.
  2. Sektor industri ditandai dengan kegiatan produksi barang. Sektor ini membutuhkan lembaga ekonomi yang semakin kompleks bagaikan rangkaian bagian-bagian yang saling berhubungan dan saling bergantung dalam satu sistem sehingga tatanan ekonomi berkeinbang, seperti cara rekruitmen atau pengambilan tenaga kerja, cara pengupahan, produksi masal, efektivitas, serta efesiensi kerja dan pengelolaannya.
  3. Sektor perdagangan merupakan aktifitas penyaluran barang dan produsen ke konsumen. Sektor ini mengembangkan tatanan sosial untuk menjalin hubungan antara pembeli dan penjual. Di sektor ini, diatur cara memperoleh keuntungan, cara pembelian baik secara kontan maupun kredit, dan memupuk semangat kewiraswastaan, seperti sifat hemat, ulet, tekun, jujur, dan pantang menyerah.
Unsur-unsur lembaga ekonomi
Ada beberapa unsur yang termasuk dalam lembaga ekonomi.
Pola perilaku : efisiensi, penghematan, profesional, mencari keuntungan
Budaya simbolis : merek dagang, hak paten, slogan, lagu komersial
Budaya manfaat : toko, pabrik, pasar, kantor, blanko, formulir
Kode spesialisasi : kontrak, lisensi, hak monopoli, akte perusahaan
Ideologi : liberalisme, tanggung jawab, manajerial, kebebasan berusaha, hak buruh

Keluarga Cemara

18,033 views
Share
Musik/Lagu : Arswendo Atmowiloto
Syair : Arswendo Atmowiloto
Arrangement : Aloysia Nataya Devi

Harta yang paling berharga adalah keluarga
Istana yang paling indah adalah keluarga

Puisi yang paling bermakna adalah keluarga
Mutiara tiada tara adalah keluarga

Selamat pagi ayah, selamat pagi ibu
Mentari ini berseri indah
Terima kasih ayah, terima kasih ibu
Penuh hati berkata dari kami putra putri yang siap berbakti

0 komentar:

Posting Komentar