Biodata
Nama
: Pratiwi
Lahir
: Solo, Jawa Tengah 9
Februari 1960
Suami
: Edy Suksmono (60)
Anak :
- Bayu Erlambang (33)
- Rara Andinita (30)
-
Woro Endah C. (18)
Pendidikan
:
-
SDN Balantara 1 Surabaya , 1972
-
SMP Katolik Cakranegara Mataram , 1975
-
SKKAN (Sekolah Kesejahteraan Keluarga Atas Negeri) Mataram , 1978
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Oleh Woro XII IPS 1 no 40
Dengan bercucuran keringat seorang
ibu berusia setengah baya sibuk didapur memasak, beliau adalah seorang ibu
rumah tangga biasa dengan tiga orang anak yang sudah dewasa. Beliau adalah ibu
saya, sosok yang saya kagumi .
Nama beliau adalah Pratiwi, sulung
dari tiga bersaudara,satu-satunya perempuan dalam tiga bersaudara. Beliau lahir
dan menghabiskan 2 tahun pertama kehidupannnya di Solo,Jawa Tengah. Pada usia 2
tahun beliau bersama keluarganya pindah ke Pekanbaru mengikuti sang ayah (kakek
saya) yang harus bekerja disana sebagai seorang kontraktror.
Di tahun 1963, beliau sekeluarga
pindah lagi, kembali ke tanah Jawa, tepatnya Surabaya. Beliau sekeluarga
menetap di Surabaya hamper 10 tahun. Dan pada tahun 1973 beliau kempali pindah
ke Mataram, di tahun 1979 beliu menikah dengan Edy Suksmono dan di tahun 1980,
anak mereka yang pertama lahir.
Alasan saya memilih beliau,diluar
alasan beliau adalah ibu saya. Alasan saya memilih beliau, karena beliau adalah
seorang ‘petarung’ yang hebat, beliau seorang wanita yang tetap berdiri diterpa
kehidupan.
Saya ingat pada tahun 2002, tepat
pada saat saya duduk di kelas satu SD, rumah kami di Mataram hangus oleh si
jago merah, saya yang masih kecil tidak mengerti apa-apa, namun dalam rangka
wawancara ini saya bertanya pada Ibu Pratiwi bagaimana perasaan beliau saat
kebakaran yang menghanguskan rumah kami
“ Ya susah, rumah Mataram dibangun
dari nol , banyak perjuangan membangun rumah itu, kenangannya juga banyak
disana” jawab beliau.
Kebakaran bukanlah sebuah bencana
skala kecil,kebakaran menghanguskan hamper seluruh rumah kami, begitu banyak
barang yang hangus tanpa tersisa, namun selalu berkeyakinan bahwa Tuhan
menyayangi keluarga kami, sehingga memberi keluarga kami cobaan.
Belum selesai cobaan menghantam kam.
Di tahun yang sama, kembali cobaan menghantam kehidupan Bu Pratiwi , beliau
dinyatakan mengidap diabetes, penyakit yang tidak ringan, malah menurut saya
berat.
Penyakit
yang juga diderita Almarhum ayah dai Bu Pratiwi, penyakit yang tidak menular
namun diturunkan secara silang dari laki-laki ke perempuan atau sebaliknya
Sudah 11 tahun berlalu , sekarang
Diabet yang diderita beliau tidak menjadi hal yang memberatkan beliau. Sekarang
beliau sudah terbiasa dengan aturan ketat menjaga makanan dan berolahraga untuk
menjaga kestabilan gula darah beliau.
Namun yang namanya hidup, godaan
pasti selalu ada. Kehidupan dan rutinitas yang dijaga beliau rawan terhadap
godaan, terutama saat makan, ada saat dimana beliau tergoda uuntuk makan
makanan yang bisa menaikkan gula darah beliau , namun beliau cuek, karena
beliau menikamti hidupnya.
Kebakaran yang menghabiskan rumah
tempat beliau membesarkan ketiga anaknya dan diabet yang beliau derita hamper
11 tahun ini , tidak menjadi penghalang bagi beliau untuk berkarja, khususnya
berkarya untuk Tuhan.
Dalam bidang kerohanian Ibu Pratiwi
aktif dalam persekutuan- persekutuan di gereja. Diawali dengan terpilihnya
beliau menjadi bendahhara persekutuan anak di GPIB Immanuel Mataram, dimulai
pada 1991, beliau berkarya lebih dari 15 tahun hingga tahun 2006
Selain aktif sebagai bendahara
persekutuan anak, 10 tahun belakangan ini Ibu Pratiwi aktif ambil bagian dalam
kegiatan paduan suara gereja. Beliau berkeyakinan bahwa talenta beliau dalam
dunia seni khususnya bernyanyi harus disalurkan dan dikembangkan lewat padua
suara gereja.
Berbicara tentang talenta, Bu
Pratiwi dikenal teman-teman dekatny sebagai sosok yang gemar dan jago masak ,
di beberapa kegiatan gereja atau masyarakat, beliau kadang diminta menajadi
panitia bagian sie konsumsi, dikarenakan kecintaan beliau akan dunia memasak.
Setelah di tahun 2006 mengundurkan
diri dari pesrsekutuan anak. Pada tahun 2007 beliau kembali diminta mengambil
bagian di kepengurusan persekutan lanjut usia. Beliau menerima dan sekarang
beliau duduk sebagai bendahara.
Ibu Pratiwi adalah seorang ibu yang
sangat saya kagumi, beliau tidak pilih kasih kepada ketiga anaknya. Beliau juga
cukup keras dalam mendidik kami,beliau akan berkata salah jika itu salah dan
benar jika itu benar. Beliau tidak pernah marah tanpa alas an yang mendukung.
Ibu Pratiwi setiap pagi disetiap
harinya berdoa untuk anak-anak dan seluruh keluaganya, beliau mengajakan kami,
anak-anaknya, bahwa hubungan pribadi dengan Tuhan adalah yang utama. Beliau
mendorong anak-anaknya untuk selalu berdoa dan tidak lupa untuk bersyukur.
Ibu adalah panutan bagi
anak-anaknya, apa yang dilakukan orangtua akan diikuti oleh anak-anaknya. Ibu
Pratiwi berusaha memberi teladan yang baik bagianak-anaknya, walaupin sebagai
manusia beliau sering lepas kendali, namun beliau selalu berusaha memberi
teladn bagi anak- anaknya.
0 komentar:
Posting Komentar