Pages

Selasa, 29 Oktober 2013

SMAK Santa Maria Malang: Keteguhan Hati Seorang Ibu




Biodata
Nama               : Pratiwi
Lahir                : Solo, Jawa Tengah 9 Februari 1960
Suami              : Edy Suksmono (60)
Anak               :
 - Bayu Erlambang (33)
 - Rara Andinita (30)
- Woro Endah C. (18)
Pendidikan      :
- SDN Balantara 1 Surabaya , 1972
- SMP Katolik Cakranegara Mataram , 1975
- SKKAN (Sekolah Kesejahteraan Keluarga Atas Negeri) Mataram , 1978
Pekerjaan         : Ibu Rumah Tangga

 Oleh  Woro XII IPS  1 no 40
            Dengan bercucuran keringat seorang ibu berusia setengah baya sibuk didapur memasak, beliau adalah seorang ibu rumah tangga biasa dengan tiga orang anak yang sudah dewasa. Beliau adalah ibu saya, sosok yang saya kagumi .
            Nama beliau adalah Pratiwi, sulung dari tiga bersaudara,satu-satunya perempuan dalam tiga bersaudara. Beliau lahir dan menghabiskan 2 tahun pertama kehidupannnya di Solo,Jawa Tengah. Pada usia 2 tahun beliau bersama keluarganya pindah ke Pekanbaru mengikuti sang ayah (kakek saya) yang harus bekerja disana sebagai seorang kontraktror.

            Di tahun 1963, beliau sekeluarga pindah lagi, kembali ke tanah Jawa, tepatnya Surabaya. Beliau sekeluarga menetap di Surabaya hamper 10 tahun. Dan pada tahun 1973 beliau kempali pindah ke Mataram, di tahun 1979 beliu menikah dengan Edy Suksmono dan di tahun 1980, anak mereka yang pertama lahir.
            Alasan saya memilih beliau,diluar alasan beliau adalah ibu saya. Alasan saya memilih beliau, karena beliau adalah seorang ‘petarung’ yang hebat, beliau seorang wanita yang tetap berdiri diterpa kehidupan.
            Saya ingat pada tahun 2002, tepat pada saat saya duduk di kelas satu SD, rumah kami di Mataram hangus oleh si jago merah, saya yang masih kecil tidak mengerti apa-apa, namun dalam rangka wawancara ini saya bertanya pada Ibu Pratiwi bagaimana perasaan beliau saat kebakaran yang menghanguskan rumah kami
            “ Ya susah, rumah Mataram dibangun dari nol , banyak perjuangan membangun rumah itu, kenangannya juga banyak disana” jawab beliau.
            Kebakaran bukanlah sebuah bencana skala kecil,kebakaran menghanguskan hamper seluruh rumah kami, begitu banyak barang yang hangus tanpa tersisa, namun selalu berkeyakinan bahwa Tuhan menyayangi keluarga kami, sehingga memberi keluarga kami cobaan.
            Belum selesai cobaan menghantam kam. Di tahun yang sama, kembali cobaan menghantam kehidupan Bu Pratiwi , beliau dinyatakan mengidap diabetes, penyakit yang tidak ringan, malah menurut saya berat.
            Penyakit yang juga diderita Almarhum ayah dai Bu Pratiwi, penyakit yang tidak menular namun diturunkan secara silang dari laki-laki ke perempuan atau sebaliknya
            Sudah 11 tahun berlalu , sekarang Diabet yang diderita beliau tidak menjadi hal yang memberatkan beliau. Sekarang beliau sudah terbiasa dengan aturan ketat menjaga makanan dan berolahraga untuk menjaga kestabilan gula darah beliau.
            Namun yang namanya hidup, godaan pasti selalu ada. Kehidupan dan rutinitas yang dijaga beliau rawan terhadap godaan, terutama saat makan, ada saat dimana beliau tergoda uuntuk makan makanan yang bisa menaikkan gula darah beliau , namun beliau cuek, karena beliau menikamti hidupnya.
            Kebakaran yang menghabiskan rumah tempat beliau membesarkan ketiga anaknya dan diabet yang beliau derita hamper 11 tahun ini , tidak menjadi penghalang bagi beliau untuk berkarja, khususnya berkarya untuk Tuhan.
            Dalam bidang kerohanian Ibu Pratiwi aktif dalam persekutuan- persekutuan di gereja. Diawali dengan terpilihnya beliau menjadi bendahhara persekutuan anak di GPIB Immanuel Mataram, dimulai pada 1991, beliau berkarya lebih dari 15 tahun hingga tahun 2006
            Selain aktif sebagai bendahara persekutuan anak, 10 tahun belakangan ini Ibu Pratiwi aktif ambil bagian dalam kegiatan paduan suara gereja. Beliau berkeyakinan bahwa talenta beliau dalam dunia seni khususnya bernyanyi harus disalurkan dan dikembangkan lewat padua suara gereja.
            Berbicara tentang talenta, Bu Pratiwi dikenal teman-teman dekatny sebagai sosok yang gemar dan jago masak , di beberapa kegiatan gereja atau masyarakat, beliau kadang diminta menajadi panitia bagian sie konsumsi, dikarenakan kecintaan beliau akan dunia memasak.
            Setelah di tahun 2006 mengundurkan diri dari pesrsekutuan anak. Pada tahun 2007 beliau kembali diminta mengambil bagian di kepengurusan persekutan lanjut usia. Beliau menerima dan sekarang beliau duduk sebagai bendahara.
            Ibu Pratiwi adalah seorang ibu yang sangat saya kagumi, beliau tidak pilih kasih kepada ketiga anaknya. Beliau juga cukup keras dalam mendidik kami,beliau akan berkata salah jika itu salah dan benar jika itu benar. Beliau tidak pernah marah tanpa alas an yang mendukung.

            Ibu Pratiwi setiap pagi disetiap harinya berdoa untuk anak-anak dan seluruh keluaganya, beliau mengajakan kami, anak-anaknya, bahwa hubungan pribadi dengan Tuhan adalah yang utama. Beliau mendorong anak-anaknya untuk selalu berdoa dan tidak lupa untuk bersyukur.
            Ibu adalah panutan bagi anak-anaknya, apa yang dilakukan orangtua akan diikuti oleh anak-anaknya. Ibu Pratiwi berusaha memberi teladan yang baik bagianak-anaknya, walaupin sebagai manusia beliau sering lepas kendali, namun beliau selalu berusaha memberi teladn bagi anak- anaknya.

0 komentar:

Posting Komentar